Jumlah penderita demensia terus meningkat. Data WHO memperkirakan, pasien demensia akan berjumlah menjadi 65,7 juta dan melesat tajam menjadi 115,5 juta pada 2050.
Lebih dari 9,9 juta kasus baru demensia di seluruh dunia setiap tahunnya. Dengan kata lain, ada satu orang yang didiagnosis menderita demensia dalam tiap 3,2 detik.
Untuk mengatasi ledakan jumlah penderita demensia yang lebih masif, diperlukan upaya deteksi penyakit sejak dini. Sebab, tahap awal demensia sering kali amat ringan, sehingga kerap diabaikan oleh orang-orang dan hanya dianggap sebagai efek penuaan.
Berikut ini merupakan gejala-gejala demensia yang sering diabaikan:
Perubahan halus pada memori jangka pendek
Bermasalah dengan memori bisa menjadi gejala awal demensia. Sering kali, masalah dengan memori kita anggap sebagai hal sepele, seperti lupa di mana meletakkan benda atau lupa hendak melakukan apa ketika melewati pintu.
Penderitanya mungkin mengingat hal-hal yang terjadi pada tahun lalu, tetapi bisa saja ia tak mengingat apa menu sarapannya tadi pagi.
Perubahan suasana hati yang drastis
Perubahan suasana hati atau mood bisa terkait dengan demensia. Perubahan ini mungkin sulit disadari oleh penderita, tetapi dengan mudah diketahui oleh orang-orang di sekelilingnya.
Penderita mungkin juga mengalami perubahan personalitas, sehingga dapat mempengaruhi penilaian terhadap suatu hal.
Kesulitan menemukan kata yang tepat
Penderita demensia sering kali kesulitan menemukan kata yang tepat untuk mengekspresikan diri mereka. Bercakap-cakap dengan mereka akan menjadi hal yang sulit dan mereka juga membutuhkan waktu lebih lama untuk mengambil kesimpulan.
Kesulitan menyelesaikan tugas-tugas biasa
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR