Pertemuan luar biasa di kantor PBB pada 21 September lalu, merubah permanen cara dunia menghadapi resistensi antibiotik, yang telah menyebabkan kematian 700.000 orang di dunia setiap tahun.
Pada pertemuan tersebut, seluruh pewakilan menandatangani deklarasi politik yang menyatakan resistensi antibiotik sebagai ‘risiko global terbesar dan paling mendesak’. Terlepas dari penandatanganan deklarasi, sekarang hal terpenting selanjutnya adalah langkah yang akan diambil. Ini untuk menentukan apakah ancaman itu benar-benar dapat diatasi atau justru sebaliknya.
Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyatakan bahwa penyakit menular seksual gonorea telah menjadi lebih resistan terhadap obat selama beberapa tahun, hampir tidak lagi bisa diobati. Sedangkan, tim peneliti multinasional telah mengidentifikasi strain yang bekal pada obat pada bakteri MRSA yang terkandung dalam daging unggas.
"Baris terakhir pertahanan kami terhadap gonore melemah," ungkap Jonathan Mermin, seorang dokter di pusat CDC yang berfokus pada infeksi menular seksual.
Menurut Mermin, jika resistensi terus meningkat dan menyebar, maka pengobatan saat ini pada akhirnya akan gagal. Ini akan menyebabkan 800.000 orang Amerika yang menderita gonorea berisiko tidak dapat diobati.
Thomas Frieden, direktur CDC, berbicara di beberapa pertemuan. Ia mengatakan dalam salah satu pidatonya bahwa hal ini bukan masalah yang mudah untuk ditangani.
“Pencegahan resistensi obat benar-benar mengharuskan Anda memiliki sistem kesehatan yang berfungsi dengan baik. Dokter harus meresepkan obat yang tepat, pemerintah membuat kebijakan dengan tepat, dan laboratorium bekerja dengan baik. Juga dibutuhkan inovasi dalam diagnosa dan pengobatan lebih baik,” jelas Frieden.
Berdasarkan deklarasi ini, pemerintah negara-negara di dunia setuju untuk memperlambat resistensi dengan menghentikan penyalahgunaan dan memaksa perkembangan berlebihan pada bakteri.
Punya Cara Komunikasi yang Unik, Bisakah Hewan Mempelajari 'Bahasa' Spesies Lain?
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR