Ilmuwan berhasil mengidentifikasi dan memetakan puluhan geoglif melingkar yang ditemukan di dekat Qulcapampa, kota kuno Peru. Geoglif adalah gambar di tanah yang dibuat dengan ‘mencukil’ batuan maupun tanah untuk menciptakan suatu bentuk datar. Geoglif banyak ditemukan di seluruh dunia, contoh yang paling terkenal ditemukan di Nazca, dengan ribuan desain terukir di gurun Peru.
Geoglif yang baru dipetakan ini sebagian besar hanya berbentuk cincin sederhana, namun ada pula yang bentuknya lebih kompleks. Salah satu geoglif yang mereka petakan bahkan memiliki setidaknya enam cincin yang didesain dalam pola tak beraturan, dengan lingkaran kecil berada dalam lingkaran yang lebih besar, sehingga secara keseluruhan, bentuknya terlihat seperti pusaran. Beberapa geoglif bahkan memiliki tugu batu yang terletak di samping atau di dalamnya.
Ukuran geoglif-geoglif ini sangat bervariasi. Satu cincin geoglif rata-rata berdiameter dua hingga empat meter, sementara geoglif yang memiliki banyak cincin dapat membentang hingga 800 meter persegi.
Menurut para ilmuwan kebanyakan geoglif ini berasal dari Periode Menengah akhir, sekitar tahun 1050-1400 Masehi. Pada masa itu, di Quilcapampa terdapat pemukiman dengan luas sekitar 700.000 meter persegi, yang menjadi pusat perdagangan.
“Geoglif ini kemungkinan menggambarkan arus orang dan barang yang keluar masuk kota pada waktu itu,” ujar Justin Jennings, kurator di Royal Ontario Museum di Toronto, yang menjadi pemimpin penelitian.
Hingga saat ini, masih menjadi misteri mengapa orang-orang Quilcapampa menggunakan lingkaran dalam desain geoglif. Pasalnya, tidak ada sistem penulisan di Peru pada waktu itu yang memberikan penjelasan yang mungkin.
Jennings mengatakan bahwa hasil penelitian mengungkap, geoglif tersebut ditemukan di samping atau di dekat jalur perdagangan kuno.
“Selama masa-masa berjayanya Quilcapampa, terdapat banyak interaksi antara orang-orang pesisir dan dataran tinggi. Lingkaran, mungkin menjadi simbol bahwa sirkulasi orang dan barang di sepanjang jalur ini diperlukan untuk kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR