WWF Living Planet Report diterbitkan pada Kamis (27/10). Mereka menemukan bahwa terjadi penurunan keseluruhan populasi vertebrata antara tahun 1970-2012 sebesar 58 persen. Lembaga nirlaba tersebut memperingatkan bahwa jika kecenderungan ini terus berlanjut, dunia bisa kehilangan lebih dari dua pertiga satwa liar pada tahun 2020.
"Manusia terus menuntut lebih dari bumi, menempatkan tekanan modal pada alam kita," kata Colby Loucks, direktur senior untuk Program Konservasi Satwa Liar WWF.
Manusia telah mempengaruhi seluruh spektrum kehidupan vertebrata baik ikan, burung, mamalia, reptil dan amfibi. WWF dalam laporannya memperingatkan bahwa kepunahan satwa liar mengacu ukuran total populasi, bukan jumlah spesies yang akan punah.
Tahun ini WWF mendokumentasikan populasi hewan telah mengalami penurunan yang mengejutkan. Sensus penuh pada gajah Afrika telah menemukan penurunan sebesar 30 persen di seluruh benua hanya dalam tujuh tahun. Great Barrier Reef di Australia kini telah menjadi kuburan karang. Bahkan katak kesepian di Bumi telah mati. Semua ini adalah simbol krisis kepunahan nyata adanya !
WWF juga mengungkapkan masih ada waktu untuk menghentikan kepunahan massal ini. Inisiatif utama di seluruh dunia untuk menghentikan perubahan iklim dan pergeseran terhadap energi terbarukan memastikan kita tidak "mulai dari awal.
Keberlanjutan dan ketahanan akan tercapai lebih cepat jika mayoritas manusia memahami nilai dan kebutuhan dari Bumi yang semakin rapuh. Sebuah pemahaman bersama tentang hubungan antara manusia dan alam. Hubungan ini dapat menginduksi perubahan besar yang akan memungkinkan semua kehidupan untuk berkembang.
"Kita baru akan mulai melihat dampak yang lebih lokal, ketika danau favorit Anda mengering atau spesies favorit Anda sudah tidak ada lagi, mungkin pada saat itu Anda mulai berpikir jangka panjang," kata Loucks.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR