Tetapi selama penilaian terbaru, Durant dan rekan-rekannya menemukan bahwa dua pertiga populasi citah hidup di luar kawasan lindung ini karena hewan tersebut butuh ruang yang lebih luas untuk menjelajah.
“Kami tidak dapat menampung lebih banyak citah di kawasan lindung, karena kepadatan populasinya sudah mencapai tingkat maksimum. Kelangsungan hidup citah di luar kawasan lindung menjadi kunci kelestarian hewan tersebut dari kepunahan,” ucap Durant.
Karena itulah, para peneliti dan konservasionis dari Panthera, Zoological Society of London, dan Wildlife Conservation Society berharap hasil studi mereka bisa memacu IUCN untuk mengklasifikasikan kembali status konservasi citah menjadi “terancam punah”.
Untuk menumbuhkan dan melindungi populasi citah di beberapa area seperti Afrika Barat atau Tengah, tempat kucing besar ini menurun drastis, mungkin sudah terlambat. Tetapi masih ada potensi besar bagi populasi citah untuk pulih dengan cepat di wilayah lainnya.
Status konservasi yang baru akan memberikan senjata bagi kelompok-kelompok konservasi untuk mencoba membalikkan tren yang mempengaruhi citah. Misalnya, perubahan itu dapat membuka aliran dana untuk keperluan konservasi yang hanya tersedia bagi spesies terancam punah. Selain itu, juga membuka peluang bagi para konservasionis untuk bekerja sama dengan pemerintah Afrika tentang program konservasi citah.
“Kami benar-benar berharap dapat meningkatkan cara berpikir out of the box untuk pelestarian citah dan habitatnya, melihat lebih jauh melampaui sistem kawasan lindung, melibatkan masyarakat untuk mendukung konservasi, dan memastikan bahwa kita memiliki kerangka kebijakan dan kebijakan finansial di kawasan tersebut, sehingga masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari konservasi,” pungkasnya.
Kisah Manuela Escobar Berusaha Menghilang dari Bayang-Bayang Buruk Pablo Escobar
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR