Setiap tahun, kita bisa menikmati banyak sekali peristiwa astronomi. Semuanya menarik, meski untuk itu dibutuhkan lokasi yang bebas polusi cahaya. Wilayah perkotaan masih memungkinkan untuk pengamatan obyek-obyek terang.
Di sepanjang tahun 2017, kita bisa mengamati hujan meteor tahunan yang selalu hadir kala Bumi melintasi wilayah yang dipenuhi sisa debu komet atau gerhana bulan yang bisa disaksikan oleh masyarakat Indonesia. Untuk gerhana Matahari, tahun ini Indonesia tidak berkesempatan untuk melihat fenomena tersebut.
Gerhana
Musim gerhana 2017 akan dimulai dengan Gerhana Bulan Penumbra dan Gerhana Matahari Cincin yang terjadi pada tanggal 11 dan 26 Februari 2017. Tahun ini, musim gerhana hanya diisi oleh 4 gerhana yang terdiri dari 2 gerhana Matahari dan 2 gerhana Bulan. Musim kedua gerhana di tahun 2017 akan terjadi bulan Agustus 2017 pada tanggal 7 dan 21 Agustus 2017. Pada tanggal 7 Agustus 2017, masyarakat Indonesia berkesempatan menikmati gerhana bulan sebagian dan pada tanggal 21 Agustus 2017 giliran masyarakat AMerika Serikat yang bisa menikmati gerhana Matahari total.
11 Februari – Gerhana Bulan Penumbra
GBP 11 Februari jadi pembukan untuk musim gerhana tahun 2017. Berbeda dari gerhana bulan total maupun gerhana bulan sebagian, Bulan tidak akan menghilang di langit malam. Bahkan tidak mudah untuk bisa mengetahui apakah Bulan sedang berada dalam kondisi Gerhana ataukah hanya Bulan Purnama biasa. Saat gerhana bulan penumbra, Bulan hanya tampak berubah sedikit gelap, atau berkurang kecerlangannya.
Ketika Gerhana Bulan Penumbra, Bulan akan masuk dalam kerucut penumbra Bumi, dan tetap menerima sebagian cahaya Matahari untuk dipantulkan. Untuk Gerhana Bulan Penumbra 11 Februari 2017, sebagian masyarakat Indonesia bisa mengamati gerhana ini. Atau lebih tepatnya masyarakat yang berada di Sumatera, sebagian Jawa, dan sebagian kecil Kalimantan. Itupun hanya sesaat, karena gerhana dimulai ketika Bulan akan terbenam dan fajar menyingsing.
26 Februari – Gerhana Matahari Cincin
Cincin api Matahari akan menghiasi langit dan membuat takjub semua orang yang melihatnya. Gerhana Matahari Cincin akan mengawali gerhana matahari di tahun 2017. Proses terjadinya gerhana matahari cincin sama saja dengan gerhana matahari total. Bedanya, Bulan sedang berada pada posisi yang jauh dari Bumi maka tidak seluruh piringan Bulan menutupi piringan Matahari. Karena itulah, piringan Bulan tampak lebih kecil dari piringan Matahari sehingga memberi bentuk cincin atau mungkin donat buat kita yang melihatnya.
Gerhana Matahari Cincin ini akan melintasi Amerika Selatan, Samudera Atlantik, Afrika dan Antartika. Jejak cincinnya bisa dinikmati dari area Samudera Pasifik, Chile, Argentina, Samudera Atlantik dan Afrika. .
7 Agustus – Gerhana Bulan Sebagian
Saat Gerhana Bulan Sebagian, sebagian piringan Bulan akan berada dalam umbra Bumi dan sebagian lagi berada di area penumbra. Bagian Bulan yang berada di umbra Bumi, tidak akan dapat menerima cahaya Matahari sedangkan sebagian lainnya di penumbra masih bisa menerima sebagian cahaya Matahari. Karena itu, pengamat bisa melihat sebagian Bulan menghilang dan sebagian lainnya agak redup. Untuk gerhana bulan sebagian 7 Agustus 2017, seluruh masyarakat Indonesia bisa melihat seluruh proses gerhana.
21 Agustus — Gerhana Matahari Total
Bukti bahwa Gerhana Matahari Total bukan sesuatu yang sangat langka. Tahun 2017, GMT terjadi pada tanggal 21 Agustus 2017. Hanya saja, bukan melewati Indonesia. Gerhana Matahari Total 2017 akan melintasi seluruh wilayah Amerika Serikat dan sebagian wilayah Amerika Selatan. Jalur totalitas gerhana akan melintas dari Pasifik Utara, Amerika Serikat dan Atlantik Selatan.
2 Maret — Konjungsi Neptunus
Neptunus berada pada jarak terjauhnya dari Bumi dan berada pada sisi berlawanan dari Bumi dan Matahari akan berada di antara Neptunus dan Bumi. Dari sudut pandang pengamat di Bumi, Saturnus akan tampak sangat dekat dengan Matahari dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi.
8 April – Oposisi Jupiter
Planet terbesar di Tata Surya akan berada pada posisi terdekat dengan Bumi dan tampak sangat terang di langit malam. Para pengamat bisa menikmati kehadiran Jupiter sepanjang malam beserta satelit-satelit Galilean pengiringnya.
14 April — Konjungsi Uranus
Uranus akan berada pada posisi terjauh dari Bumi dan Matahari ada di antara kedua planet ini. Akibatnya, pengamat di Bumi tidak akan bisa melihat planet cincin yang menggelinding tersebut, karena jaraknya yang sangat dekat dengan Matahari.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR