Sebuah obat inovatif baru terbukti efektif mengurangi kadar Kolesterol jahat sampai level terendah yang belum pernah dicapai sebelumnya.
Para ahli berharap kehadiran obat ini dapat mengurangi angka kematian akibat serangan jantung dan stroke yang membunuh 15 juta orang setiap tahunnya.
Kadar Kolesterol jahat yang tinggi merupakan musuh utama jantung. Kondisi itu membuat pembuluh darah gampang tersumbat sehingga darah atau otak kekurangan oksigen.
Saat ini obat yang biasa diresepkan dokter untuk menurunkan kadar Kolesterol adalah golongan statin. Pada obat terbaru yang disebut evolocumab, cara kerjanya di liver sedikit berbeda dari statin.
"Obat ini jauh lebih efektif dibandingkan statin. Hasil akhirnya kadar Kolesterol terus turun, bahkan lebih rendah dari yang pernah dicapai obat mana pun," kata Prof Peter Sever dari Imperial College London.
Evolocumab adalah antibodi, seperti senjata yang digunakan sistem imun untuk melawan infeksi. Obat ini didesain untuk menargetkan protein di liver yang bernama PCSK9 sehingga organ ini lebih efektif menyingkirkan Kolesterol jahat dari darah dan juga memecahnya.
Antibodi tersebut diberikan lewat injeksi ke kulit setiap 2-4 minggu. Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk menguji efektivitas obat ini. Dalam studi internasional yang melibatkan 27.000 pasien selama 2 tahun, obat ini efektif menekan kadar Kolesterol jahat.
Para pasien itu sebelumnya sudah mengonsumsi obat statin, namun mendapat manfaat lebih tinggi dalam hal penurunan risiko terkena serangan jantung dan stroke oleh evolocumab.
"Ada penurunan risiko sampai 20 persen lagi dan ini efeknya sangat besar. Barangkali ini adalah hasil uji coba paling penting dalam obat penurunan Kolesterol selama 20 tahun terakhir," kata Sever.
Ia mengatakan, evolocumab mungkin tidak menggantikan statin, tetapi menjadi penunjang. Ada banyak orang yang kadar kolesterolnya tinggi dan mereka butuh lebih dari satu obat," katanya.
Nantinya, obat ini akan ditujukan untuk mereka yang kadar kolesterolnya tetap tinggi walau sudah rutin minum statin.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR