Bank biji rintisan Kebun Raya Bogor merupakan pemutakhiran lembaga koleksi biji yang didirikan pada tahun 1974. Pada awalnya lembaga ini didirikan hanya untuk mengkonservasi beberapa biji khusus yang dinilai syarat manfaat untuk dikonservasi.
Bank Biji merupakan sarana yang dinilai efektif untuk proses konservasi biji dari tanaman akan tetapi bank biji melayani proses pengembangan potensi, perubahan genetik, dan juga mutasi genetik yang dilakukan demi kelangsungan hidup tanaman tersebut.
Dalam hal pengembangan potensi, Bank Biji dapat menyediakan biji-biji potensial yang harapannya dikemudian hari dapat memenuhi kebutuhan akan gizi melalui bahan pangan demi kebutuhan umat manusia.
Dalam proses pemeliharaan biji tanaman terdapat dua metode umum yang dilakukan oleh para pelaku konsevasi dan budidaya tanaman di dunia, yaitu proses pelestarian in-situ dan proses pelestarian ex-situ.
Pelestarian in-situ adalah pengembangan yang dilakukan oleh para pelaku konservasi dengan cara penanaman biji tanaman pada Lingkungan Ekologi aslinya.
Kelebihan dari proses ini adalah kekebalan tanaman, dimana biji tanaman dapat tumbuh dengan sukses melewati proses kecambah, maka daya tahan biji tanaman akan langsung memiliki kekebalan pertumbuhan sesuai dengan lingkungannya karena dalam prosesnya langsung bersinggungan dengan habitat aslinya.
Namun, proses ini dinilai memiliki potensi kegagalan yang lebih besar kesuksesan karena biji tanaman yang akan dikonservasi adalah biji tanaman yang sudah termasuk dalam tahap berbahaya bahkan terancam menuju kepunahan.
Biji tanaman masuk melalui tahapan berbahaya dikarenakan habitat aslinya telah berubah dan tidak sesuai lagi dengan kondisi yang seharusnya yang memungkinkan tanaman tersebut tumbuh secara normal. Oleh karena itu dibutuhkan program konservasi agar tanaman tersebut dapat tumbuh dengan normal di lingkungannya.
Konservasi ex-situ adalah proses pengembangan biji tanaman di luar habitatnya. Proses ini memungkinkan para perekayasa konservasi melakukan penyesuaian habitat yang dibutuhkan dalam perkembangan biji tanaman yang diinginkan.
konservasi ini juga memungkinkan perekayasa mengembangkan potensi-potensi lain yang belum terdeteksi dan dimiliki oleh tanaman tersebut serta memungkinkan perekayasa memutasi genetik asli biji tanaman agar dapat sesuai dengan habitat yang sebetulnya bukan menjadi habitat asli tanaman tersebut.
Dalam hal ini, para pengurus Bank Biji Kebun Raya Bogor memilih proses pelestarian dengan konservasi ex-situ karena dengan melalui proses pengurus tidak harus menyesuaikan pilihan biji yang sesuai dengan alam iklim Kebun Raya Bogor melainkan meluaskan pilihan biji tanaman konservasi yang nantinya akan dipertahankan, dikembangkan, dan dilestarikan keberadaannya demi keberlangsungan alam ekologi dan varietas tanaman dunia.
Penulis | : | |
Editor | : | Devy Listyarini |
KOMENTAR