Jangan menilai buku dari sampulnya. Begitulah kalimat bijak yang sering diucapkan. Peribahasa itu dapat diterapakan kepada apa saja, termasuk dalam menilai simpanse.
Meski terlihat lebih kecil, simpanse ternyata punya kekuatan 1,35 kali lebih kuat dari manusia. Itu telah dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Asumsi bahwa simpanse lebih kuat dari manusia sebetulnya telah lama terbentuk. Sejak tahun 1920-an, kekutan simpanse telah menjadi penelitian umum untuk riset biologi.
Dalam beberapa dekade hingga saat ini, simpanse disebut punya kekuatan 3-5 kali lebih kuat dari manusia atau setidaknya 2,5 kali lebih kuat.
Sayangnya, peneltian itu bias. Misalnya, kebanyakan studi dilakukan berdasarkan pada kemampuan simpanse dan manusia yang mengakat beban berat dalam ukuran tertentu.
Jika demikian, terdapat kesulitan untuk memisahkan efek dari susunan otot, kontribusi urat, dan efek bentuk tubuh secara keseluruhan dari ukuran otot yang sebenarya.
Untuk mengetahui yang sebenarnya, para peneliti dari University of Massachusetts menggali literatur yang dipublikasikan antara tahun 1923 hingga 2014. Hipotesisnya, simpanse 1,5 kali lebih kuat dari manusia.
"Laporan 100 tahun sebelumnya menyebutkan, simpanse punya serat otot yang secara intrinsik lebih kuat dari manusia, tapi tidak ada pengujian langsung,” kata Brian Umberger dari Unviersity of Massachusetts seperti dikutip Science Alert, Jumat (30/6/2017).
Kemudian, tim peneliti mengisolasi serat otot dan mengujinya secara keseluruhan tenaga dan percepatan saat berkontraksi. Tim peneliti juga memeriksa distribusi jaringan “protein penggerak” yang disebut miosin.
Terdapat dua karakteristik serat otot, berkedut cepat dan berkedut lambat. Keduanya memiliki karakteristik khas rantai miosin.
Kedutan lambat dapat bekerja dalam periode yang lebih lama tanpa kelelahan, dan memiliki daya tahan paling kuat di antara serat otot. Sementara kedutan cepat, layaknya seorang sprinter, cepat lelah namum melakukan kerja keras dengan cepat.
Hasilnya? Para ilmuwan menemukan bahwa serat otot simpanse lebih panjang dari serat otot manusia. Data itu lalu dimasukkan dalam simulasi komputer yang menunjukkan bahwa simpanse lebih kuat 1,35 kali dari manusia.
“Kami menemukannya bahwa dalam tipe serat, simpanse dan manusia sesungguhnya sangat serupa. Tapi, kami juga temukan bahwa simpanse punya sekitar dua kali lebih banyak serat berkedut cepat dari pada manusia,” kata Umberger.
Bagi simpanse yang lebih banyak hidup di pohon, serat otot berkedut cepat memberi keuntungan mendorong saat memanjat dan berayun di atara dahan. Sedangkan bagi manusia, dengan serat otot lambatnya dapat menempuh perjalanan jauh lebih baik.
Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di Kompas.com dengan judul: Jangan Sekali-sekali Meremehkan Simpanse, Ini Sebabnya...
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR