"Ini sungguh menarik," kata Sadayappan, yang tak terlibat pada penelitian terbaru CRISPR. "Ini adalah masa depan."
Ukuran sampel percobaan yang kecil tentu memberikan hasil yang masih jauh dari sempurna. Tetapi Sadayappan mengatakan bahwa penelitian ini sangat layak dilakukan dan didukung. "Tentu saja studi kelayakan punya beberapa masalah, tapi itu satu-satunya cara agar sains bisa berkembang," ujarnya.
Baca juga: Badak Berambut Wol dari Zaman Es Direkonstruksi Kembali
Di sisi lain, kritikus menganggap bahwa dibutuhkan lebih dari sekadar keamanan atau bahkan khasiat untuk membuat sebuah prosedur dianggap etis.
"Ilmuwan-ilmuwan berada di luar kendali," kata George Annas, direktur Center for Health Law, Ethics & Human Rights di Boston University School of Public Health.
Menurutnya, para ilmuwan seharusnya tidak mengedit genom embrio manusia untuk alasan apapun. "Mereka ingin mengontrol alam, tetapi mereka tidak bisa mengontrol diri sendiri," pungkasnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR