Nationalgeographic.co.id—Pada tanggal 19 Januari pukul 04.51 WIB, asteroid berbatu (7482) 1994 PC1 akan terbang dengan aman melewati Bumi. Asteroid sepanjang 1 kilometer itu adalah objek yang berpotensi berbahaya.
Sebab, asteroid ini sangat dekat dengan planet kita dan cukup besar untuk menyebabkan kehancuran yang luar biasa jika Bumi terkena. Untungnya, asteroid ini akan melewati jarak lima kali lebih jauh dari Bulan, lebih dari 1,98 juta kilometer dari Bumi.
Lintasan ini adalah yang paling dekat untuk setidaknya 172 tahun ke depan. Jadi, meskipun ukuran asteroid ini berpotensi berbahaya, kita dapat yakin bahwa batu antariksa ini tidak akan menghantam planet kita dalam waktu dekat.
Dikutip dari IFL Science, lintasan dekat berikutnya di bawah 5 juta kilometer juga akan terjadi pada 19 Januari, tetapi pada tahun 2105, dan yang berikutnya akan terjadi pada 21 Januari 2194. Dalam kedua kasus tersebut, asteroid ini akan melewati lebih jauh dari jarak yang akan dilaluinya dalam waktu dua pekan ke depan.
Asteroid ini secara resmi ditemukan pada tahun 1994 oleh Robert McNaught di Siding Spring Observatory di Coonabarabran, Australia. Namun, pengamatannya sebenarnya telah dimulai sejak dua puluh tahun sebelumnya, hingga September 1974.
Rentang pengamatan yang panjang ini memungkinkan para astronom untuk mengukur orbit asteroid ini dengan sangat akurat. Ketidakpastian pada lintasannya yang dekat kurang dari 150 kilometer.
Asteroid (7482) 1994 PC1 diklasifikasikan sebagai tipe-S. Asteroid ini kaya akan bahan silika, biasanya cukup terang, dan seringkali terdiri dari besi dan magnesium-silikat. Jenis asteroid tipe-S adalah jenis asteroid kedua yang paling umum setelah tipe-C berkarbon.
Baca Juga: Melihat Peta 190 Kawah di Bumi Bekas Hantaman Meteor dan Asteroid
Jika Anda tertarik untuk mengamati batu luar angkasa ini melintasi langit, Anda memerlukan teleskop yang bagus. Asteroid ini diperkirakan memiliki magnitudo atau kecerahan tertinggi hanya 10, sehingga mata telanjang atau bahkan hanya dengan menggunakan teropong tidak akan bisa melihatnya.
Sepanjang sejarah bumi, sebagaimana dilansir Heritage Daily, setidaknya ada 190 kawah di planet ini yang terbentuk akibat tumbukan asteroid dan meteor. Kawah terbaru yang terbentuk oleh peristiwa semacam ini ada di Pegunungan Sikhote-Alin di tenggara Rusia. Kawah itu terbentuk pada tahun 1947.
Salah satu peristiwa tumbukan asteroid yang paling dikenal adalah tumbukan Chicxulub. Saat itu sebuah asteroid atau komet besar berdiameter sekitar 11 hingga 81 kilometer menghantam Semenanjung Yukatán di Meksiko. Peristiwa itu terjadi saat era Kapur–Paleogen (umumnya dikenal sebagai era "perbatasan K–Pg"), lebih dari 66 juta tahun yang lalu.
Peristiwa ini menimbulkan kawah dengan diameter sekitar 150 kilometer dan secara luas diyakini telah menyebabkan kepunahan Kapur-Paleogen. Ini adalah sebutan untuk kepunahan massal di mana 75% spesies tumbuhan dan hewan di Bumi punah, termasuk semua dinosaurus non-unggas.
Hingga saat ini, sebagaimana diberitakan Space.com, penghitungan NASA menunjukkan bahwa para ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari 27.000 asteroid dekat Bumi. Dari 27.000 asteroid itu, hampir 10.000 di antaranya berukuran lebih besar dari 140 meter. Ini adalah ukuran yang membuat para ahli khawatir bahwa batuan luar angkasa itu dapat menyebabkan kerusakan regional yang besar.
Saat ini, para ahli pertahanan planet mengetahui tidak ada asteroid yang cukup besar di jalur untuk menabrak Bumi. Namun jika mereka mengidentifikasi satu, fase pertahanan planet akan dilakukan demi mencegah manusia bernasib sama seperti dinosaurus.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Saat Asteroid Pemusnah Dinosaurus Menabrak Bumi?
Source | : | space.com,IFL Science,Heritage Daily |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR