Memulai hari dengan secangkir kopi rupanya menjadi sebuah ritual bagi kita yang sehari-harinya banyak berhadapan dengan layar komputer. Tidak hanya untuk memulai hari, untuk "menambal" bolongnya siang pun kaum urban masih rela disibukkan dengan mengantre di kedai kopi.
Tidak mau antre? Mereka siap membuka aplikasi ojek daring dan memesan kopi favorit. Adit (32) contohnya, seorang karyawati yang sudah cekatan memesan kopi secara daring tepat sebelum memulai rapat. Hidupnya seperti tidak bisa lepas dari kopi.
International Coffee Organization mencatat bahwa pertumbuhan peminum kopi di Indonesia lebih dari 8%, angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan peminum kopi secara global yang hanya 6%.
Baca juga: Seperti Apakah Cara Kerja Otak Orang-orang Kreatif?
Sejalan dengan hal ini, munculnya berbagai kedai kopi seakan semakin menegaskan fakta yang ada. Tidak hanya di pusat perbelanjaan, perkantoran dan kampus pun tak luput dari kemunculan kedai kopi.
Katadata Indonesia melalui Databoks mengeluarkan rilis mengenai konsumsi kopi Indonesia. Pada tahun 2016 saja, Indonesia menghabiskan 4,6 juta kantong kopi (@60 kg). Pertanyaan yang kemudian muncul menggelitik adalah bagaimana nasib ampas kopi yang dihasilkan dari industri kopi? Tidak hanya Indonesia, namun juga dunia.
Selama ini ampas kopi digunakan untuk menyuburkan tanah dalam bentuk kompos. Namun para peneliti tidak berhenti sampai di situ. Peneliti di Universitas Lancaster, Inggris telah berhasil menemukan bagaimana cara mengubah ampas kopi menjadi bahan bakar diesel nabati.
Vesna Najdanovic, pakar di universitas Lancaster mengatakan, "Kami menggunakan proses yang disebut transestrifikasi, yang menggabungkan dua proses sekaligus, yaitu proses ekstraksi dan proses reaksi. Dalam dunia rekayasa kimia, bila kita menggabungkan dua proses pengembangan menjadi satu, ongkos pengolahan dan sekaligus ongkos investasinya menjadi lebih murah."
Bahan bakar diesel nabati
Kepopuleran mobil listrik tidak membuat para peneliti patah arah. Menurut mereka, truk besar, lokomotif, dan kapal barang masih akan menggunakan mesin diesel. Karena itulah mereka yakin penemuan ini akan bisa mendatangkan keuntungan.
Seiring dengan penemuan di atas, berbagai penemuan lain pun muncul dengan tujuan yang sama, menciptakan bahan bakar diesel nabati.
Peneliti di Polandia mengatakan bahwa mereka telah menemukan cara yang lebih mudah dalam mengolah timbunan plastik bekas menjadi minyak diesel nabati. Adam Handerek, inventor Polandia, mengatakan, "Semua orang tahu bahwa bahan polyethylene akan terurai menjadi rantai kimia yang lebih pendek bila terpapar suhu yang tinggi.
Itu bukan hal baru. Namun yang menjadi tantangan adalah bagaimana memanaskan bahan polyethylene tanpa membuatnya terbakar di dalam reaktor."
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR