Dalam beberapa kasus, bayi walabi ini ditinggalkan menempel di kantong induk mereka yang sudah mati setelah pembunuhan massal tersebut.
Organisasi perlindungan hewan RSPCA sedang menyelidiki insiden tersebut setelah awalnya lebih dari 50 mamalia gesit ini ditemukan mati pada hari Jumat (13/10/2017) di Mareeba Turf Club.
Beth Stern, wakil presiden organisasi Penyelamatan Satwa Liar Tablelands, memberi tahu RSPCA setelah menerima telepon dari penjaga satwa liar yang tertekan karena menemukan mayat hewan tersebut.
"Kejadian ini telah terjadi selama beberapa minggu dan kami baru mengetahuinya pada hari Jumat," kata Stern.
"Hampir 100 walabi yang telah terbunuh."
Awalnya, pihak berwenang mengira hewan-hewan tersebut mati karena ditembak. Namun Stern mengatakan bahwa hasil autopsi mengungkap kenyataan yang lebih brutal.
"Sejak melihat hasil autopsi, kami sadar bahwa ini bukan luka tembakan senjata. Dokter hewan meyakini luka tersebut berasal dari anak panah," katanya.
"Seekor walabi tertembak dari belakang, punggungnya patah dan kepalanya tertusuk.”
Luka pada walabi tidak terlihat seperti bekas tembakan. (Tablelands Wildlife Rescue)
(Baca juga: Bayi Kanguru Anggap Seorang Polisi sebagai Induknya)
Sekretaris Mareeba Turf Club, John Thurlow, membenarkan adanya pembunuhan terhadap sejumlah walabi.
Ia mengatakan, ada pagar kanguru yang dipasang di lahan klub tersebut bulan lalu.
"Kami membiarkan walabi agar terbiasa dengan pagar sebelum kami mengusir mereka," sebutnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR