Pada 1990-an, kekuasan Mobutu mulai melemah. Ketidaksukaan suku Tutsi Kongo memicu invasi Rwanda pada 1996 yang mengakibatkan pecahnya Perang Kongo Pertama yang mengakhiri kekuasaan 32 tahun Mobutu Sese Seko.
Pada 17 Mei 1997, Laurent-Desire Kabila, pemimpin milisi Tutsi dari Provinsi Kivu Selatan menjadi presiden dan mengubah nama negeri itu menjadi Republik Demokratik Kongo.
Pada 1998-2003 Perang Kongo II pecah dan melibatkan setidaknya sembilan negara Afrika dan sekitar 20 faksi bersenjata. Perang ini mengakibatkan 5,4 juta orang tewas.
Dua perang ini menghancurkan perekonomian RDK. Pada 2001 Presiden Laurent Kabila tewas dibunuh pengawalnya sendiri. Delapan hari kemudian putranya Joseph Kabila berkuasa.
Meski kaya akan sumber daya alam, perang dan ketidakstabilan politik serta buruknya infrastruktur membuat perekonomian RDK macet.
Alhasil rakyat negeri ini hanya memiliki pendapatan per kapita 800 dolar AS membuat negeri ini menjadi salah satu yang termiskin di dunia.
5. Liberia
Meski memiliki bendera mirip Amerika Serikat, nasib Liberia tak sama dengan AS terutama dalam urusan kekayaan.
Negeri di Afrika Barat ini memiliki luas wilayah 111.369 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 4,5 juta jiwa.
Liberia berawal dari sebuah permukiman Masyarakat Kolonisasi Amerika (ACS), yang meyakini warga kulit hitam memiliki peluang hidup lebih baik di Afrika ketimbang di Amerika Serikat.
Negeri ini menyatakan kemerdekaannya pada 26 Juli 1847 dan Inggris menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Liberia.
Amerika Serikat malah tidak mengakui kemerdekaan Liberia hingga pecahnya Perang Saudara Amerika pada 5 Februari 1862.
Dengan fakta ini, Liberia menjadi negara Afrika pertama yang memproklamasikan kemerdekaan dan menjadi republik pertama sekaligus tertua di Afrika.
Namun, ketegangan politik berujung kudeta militer pada 1980 yang menggulingkan kekuasaan Presiden William R Tolbert.
Setelah tergulingnya Tolbert, selama lima tahun militer berkuasa yang kemudian dilanjutkan kekuasaan sipil lalu disusul dua perang saudara Liberia.
Akibat kedua perang itu sebanyak 250.000 orang atau 8 persen dari populasi Liberia, tewas. Dampak lainnya adalah perekonomian Liberia menyusut hingga 90 persen.
Kesepakatan damai yang diteken pada 2003 berujung pada pemilu demokratis pada 2005 yang menghantarkan Ellen Jonhson Sirleaf menjadi presiden.
Perlahan perekonomian Liberia mulai merangkak tetapi 85 persen warga negeri itu masih hidup dalam kemiskinan dengan pendapatan hanya 880 dolar AS per tahun.
Artikel ini sudah pernah terbit sebelumnya di Kompas.com dengan judul Lima Negara Ini Merupakan yang Paling Miskin di Dunia.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR