Namun sejak 17 Oktober lalu, moratorium selama sebulan telah diberlakukan pada kegiatan penangkapan udang di perairan El-Savador untuk memulihkan populasi hewan tersebut. Karena moratorium telah berlaku sebelum bangkai-bangkai penyu itu ditemukan, Liles menduga bahwa praktik perikanan kemungkinan bukan penyebab kematian massal ini. Tetapi ia menekankan bahwa praktik tersebut secara umum masih berbahaya bagi penyu.
Alexander Gaos, ahli ekologi di Conservation Ecology Lab, juga masih ragu untuk mengidentifikasi penyebab pasti hingga informasi lebih lanjut dirilis oleh pemerintah.
"Tampaknya peristiwa semacam itu terjadi cukup sering dalam satu dekade terakhir," kata Gaos.
Gambaran besar
Meskipun salah satu kematian terbesar penyu terjadi di Republik El-Savador, Liles tidak terlalu khawatir dnegan populasi secara keseluruhan. Penyu lekang merupakan korban terbesar dalam peristiwa tersebut, namun baru-baru ini, status konservasi spesies itu turun dari Terancam (Endangered) menjadi Rentan (Vulnerable) oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN).
Baca juga: Berkat Sebuah Fosil, Evolusi dan Asal-Usul Penyu Berhasil Terungkap
Liles berspekulasi, ketika aliran limbah dari pertanian industri membuat pasang merah semakin memburuk, dan populasi penyu mulai pulih, maka kematian skala besar bisa terjadi lebih sering. Gaos sepakat dengan hal itu dan menekankan bahwa kita membutuhkan lebih banyak program konservasi yang harus dilakukan.
"Idealnya, pemerintah memiliki tim yang siap untuk mendapatkan bukti konkrit segera," katanya. "Semakin lama kita menunggu, semakin banyak penyu yang membusuk," pungkasnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR