Kemudian, dalam tiga tahun terakhir pengobatan imunoterapi menjadi hangat di kalangan dunia medis. Cara kerjanya, sel imunitas dibangunkan untuk mengatasi sel kanker.
Menurut Sita, potensi antigenik pada pada kanker paru terbilang tinggi. Urutan pertama ditempati oleh kanker melanoma, disusul oleh kanker paru jenis NSCLC, dan kanker paru jenis SCLC.
Sebelum dilakukan imunoterapi, pasien menjalami pemeriksaan penanda biologis (biomarker). Pasien dibiopsi dengan pemeriksaan patologi, sitologi dan sitopatologi. Lalu, dokter akan melihat ekspresi programmed cell death ligand (PD-L1) pada permukaan sel kanker. PD-L1 berfungsi untuk menghindar dari sistem kekebalan tubuh.
“PD-L1 sebagai indikator. Kalau tinggi bisa memiliki respons yang baik terhadap imonoterapi,” kata Sita.
Prosedur pengobatan kanker paru lainnya adalah targeted therapy. Setiap pasien akan mendapatkan pengobatan yang berbeda yang disesuaikan dengan marker molekuler. Dalam dunia medis, hal ini dikenal juga dengan istilah personalized medicine.
“Kalau dulu NSCLC dan SCLC langsung diberikan kemoterapi, semuanya sama. Perbedaannya dari fenotipe kanker itu. Tapi sekarang semua terapi itu berdasarkan genotipenya karena ada perbedaan genotipe kanker paru,” tambahnya.
Baca juga : Apakah Kanker Itu Hanya Persoalan ‘Nasib Buruk’?
Sita menuturkan, penelitian targeted therapy banyak ditemui untuk adenokarsinoma. Dalam konteks Asia, salah satu genotipe yang paling sering didapatkan adalah mutasi Epiderma Growth Factor Receptop (EGFR). EGFR berperan dalam pertumbuhan sel kanker.
Dalam konteks Indonesia, pada tahun 2013 terdapat 42 persen mutasi EGFR pada kanker paru. Setelah perbaikan teknik, diketahui bahwa terjadinya mutasi EGFR lebih banyak. Untuk di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, misalnya, mutasi EGFR sebanyak 61 persen.
Selain EGFR, penggerak mutasi lainnya adalah Anaplastic Lymphoma Kinase gene (ALK), Mesenchymal-epithelial transition gene (MET), dan Kristen rat sarcoma gene (KRAS).
“Orang Indonesia yang punya kanker paru jenis adenokarsinoma wajib dilakukan pemeriksaan mutasi EGFR. Kalau pasien mutasi EGFT di ekson 19 dan 21, maka kemungkinan besar dia punya respons baik terhadap obat EGFR TKI (tyrosine kindness inigiter),” Terang Sita
Artikel ini sudah pernah tayang di kompas.com dengan judul Mengenal Macam-macam Pengobatan untuk Kanker Paru
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR