Pada tahun 2017, perbincangan mengenai Supermoon seakan menjadi topik hangat. Fotografer profesional sampai dengan pehobi foto pun seakan berlomba-lomba mengabadikan fenomena astronomi ini. Foto-foto bulan berukuran besar yang bulat sempurna ini menghiasai berbagai media sosial.
Pada bulan Desember 2017 lalu, fenomena astronomi yang juga memiliki nama purnama perigee ini kembali terjadi. Namun ternyata Supermoon ini bukanlah Supermoon biasa, karena Supermoon ini mengawali fenomena Trilogi Supermoon.
Seperti namanya, Trilogi Supermoon akan terjadi sebanyak tiga kali dalam waktu yang berdekatan: 3 Desember 2017, 2 Januari 2018, dan 30/31 Januari 2018.
(Baca juga: Penjelasan Psikologi di Balik Kaum Bumi Datar)
Saat Supermoon kedua dalam rangkaian trilogi ini terjadi, Bulan akan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi pada tahun 2018, yakni sejauh 356.565 km pada pukul 04:48.
Lima jam setelah Supermoon tadi terjadi, yakni pada pukul 09:24, Bulan akan berada pada puncak fase purnama. Pada saat inilah Bulan akan terlihat sangat besar dan terang. Namun sayang, pada fase tersebut bulan sudah pergi dan terbenam dari wilayah Indonesia.
Supermoon ketiga dalam rangkaian trilogi ini terjadi pada 30 hingga 31 Januari 2018. Pada pukul 16:56 di tanggal 30 Januari, Bulan berada pada jarak 358.993 km dari Bumi. Pada 29,5 jam berikutnya, yakni pada pukul 20:26 di tanggal 31 Januari 2018, Bulan kembali berada pada fase purnama.
Supermoon ketiga dalam trilogi inilah yang paling banyak ditunggu.
Pada saat Supermoon terjadi, Bulan juga mengalami peristiwa gerhana bulan total yang dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia selama 76 menit. Pada saat itulah bulan juga mengalami perubahan warna menjadi merah.
Dampak Supermoon
BMKG melalui laman www.bmkg.go.id memberikan himbauan kepada masyarakat yang tinggal di pesisir pantai untuk selalu waspada selama peristiwa Supermoon. BMKG mengatakan bahwa peningkatan pasang air laut maksimum yang terjadi dapat mengakibatkan banjir akibat genangan air laut atau rob.
Kondisi ini diperkirakan akan terjadi antara tanggal 01 Januari hingga 04 Januari 2018 dan 29 Januari hingga 2 Februari 2018.
(Baca juga: Perlambatan Rotasi Bumi Berpotensi Memicu Lebih Banyak Gempa)
Terlepas dari itu, masyarakat sebaiknya juga harus waspada terhadap munculnya informasi-informasi palsu atau hoax terkait fenomena alam yang dihubungkan dengan Supermoon ini.
Ada baiknya masyarakat melakukan kroscek terhadap informasi yang beredar.
BMKG pun terbuka 24 jam bagi masyarakat yang ingin memperoleh informasi terkait cuaca, gempa bumi, dan tsunami melalui twitter @infobmkg, maupun nomer telepon 021-6546315/18 untuk informasi cuaca, dan 021-6546316 untuk informasi gempa bumi.
(Sumber: BMKG)
Penulis | : | |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR