Lapisan organik ini diduga mengandung tholin, senyawa kimia organik yang terbentuk dari senyawa karbon sederhana (seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4) atau etana(C2H6)) yang terpapar sinar ultraviolet atau sinar kosmik untuk waktu yang lama. Tholin ini pulalah yang diduga menyebabkan permukaan ‘Oumuamua menjadi berwarna kemerah-merahan.
‘Oumuamua berotasi, namun bukan pada poros utamanya (poros paling panjang), namun pada poros yang pendek (non-primary axis), sebuah gerakan yang disebut tumbling (berguling). Kecepatan geraknya pada ruang antarbintang (tanpa percepatan gravitasional Matahari) adalah 59.000 mil per jam (26,4 Km/detik).
Kecepatan saat ini (setelah percepatan Matahari) adalah 85.700 mph (38,3 Km/detik). Dalam perjalanannya menjauhi Matahari dan memasuki ruang antarbintang, kecepatan ‘Oumuamua akan melambat dan pada akhirnya kembali ke kecepatan antarbintangnya.
Asteroid ini tergolong kecil dan redup, kecerahannya bervariasi dengan faktor hingga 10. Inilah salah satu alasan pengunjung antarbintang belum pernah terdeteksi (hingga sekarang) meskipun tingkat kejadiannya di Tata Surya sebenarnya tidak terlalu langka.
Lintasan
Berdasarkan perhitungan, asteroid ‘Oumuamua diperkirakan berasal dari wilayah langit di sekitar bintang Vega, di Rasi Lira. Meskipun demikian, para ilmuwan tidak dapat menentukan secara pasti bintang mana yang menjadi asal asteroid ini. Apalagi, perjalanan yang ditempuh oleh sang asteroid memakan waktu sangat lama, dan apabila kita memperhitungan pergerakan semu bintang, posisi Vega ratusan, ribuan atau jutaan tahun yang lalu tidaklah sama dengan posisi Vega di langit (dilihat dari Bumi) saat ini.
‘Oumuamua mendekati Tata Surya dari atas (vertikal terhadap) ekliptika bidang edar planet (delapan planet utama dalam Tata Surya beredar pada bidang edar yang sama), dengan demikian tidak mengalami interaksi dengan kedelapan planet utama. Pada tanggal 2 September 2017 melintasi bidang edar di antara orbit Merkurius dan Matahari, sebelum mencapai titik terdekatnya dengan Matahari pada tanggal 9 September 2017.
Karena kuatnya tarikan gravitasi Matahari, ‘Oumuamua melakukan gerakan putar balik di bawah bidang edar planet, bergerak melewati Bumi (masih di bawah bidang edar) pada tanggal 14 Oktober 2017. Jaraknya dengan Bumi saat itu adalah sekitar 15 juta mil atau sekitar 24 juta km (60 kali jarak Bumi-Bulan).
Saat ini ‘Oumuamua telah melintasi kembali bidang edar planet, dengan ketinggian 20°di atas bidang edar planet. Tanggal 1 November 2017 lalu ia melewati Mars, akan melewati Jupiter pada Mei 2018, Saturnus pada Januari 2019 dan melintas di atas orbit Neptunus pada tahun 2022.
Pada akhirnya ‘Oumuamua akan meninggalkan Tata Surya, ke arah Rasi Pegasus. Para ilmuwan memperkirakan, untuk meninggalkan seluruh sistem Tata Surya (termasuk sabuk Kuiper dan Awan Oort) ‘Oumuamua akan memerlukan waktu sekitar 20 ribu tahun.
Teman Baru
Berdasarkan karya tulis ilmiah oleh Fabo Feng dan Hugh Jones, melalui perhitungan lintasannya asteroid ini diperkirakan berasal dari Asosiasi Lokal Pleiades. Asosiasi Lokal adalah kelompok bintang-bintang muda yang terbentuk pada saat yang bersamaan. Feng dan Jones memperkirakan bahwa dalam perjalanannya ‘Oumuamua telah melewati 109 bintang, dan melintas dekat 5 bintang di antaranya dalam rentang jarak 16 tahun cahaya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR