Dibandingkan dengan benda-benda lain di dalam galaksi Bima Sakti, kecepatan ‘Oumuamua termasuk sangat lambat. Hal ini mengindikasikan bahwa ia belum lama mengembara, dan belum banyak berinteraksi dengan bintang bermassa besar yang dapat meningkatkan kecepatannya.
Selain itu, warna kemerahan ‘Oumuamua yang tipis mengindikasikan bahwa usianya belum terlalu ‘tua’. Sebagaimana sudah kita bicarakan, sinar ultraviolet dan sinar kosmik yang membombardir permukaan asteroid akan menyebabkannya berubah warna menjadi merah.
Warna ‘Oumuamua merah tipis, cenderung warna alami batu, sehingga usianya diperkirakan masih dalam hitungan ratusan juta tahun, bukannya miliaran tahun seperti usia Tata Surya kita. Kemungkinannya cukup kecil bahwa asteroid ini lebih tua daripada Tata Surya kita.
Dilihat dari komposisinya (campuran batu dan es), Feng dan Jones memperkirakan bahwa asteroid ini terbentuk di tengah-tengah sistem keplanetannya, sebagaimana sabuk asteroid di Tata Surya kita. Asteroid yang terbentuk di wilayah dalam suatu sistem keplanetan biasanya terdiri dari batu, dan asteroid yang terbentuk di wilayah luar keplanetan umumnya terdiri dari es.
Bagaimana asteroid ini lepas dari sistem bintangnya? Feng dan Jones punya dugaan bahwa ‘Oumuamua merupakan bagian dari sistem bintang kembar, yaitu dua bintang yang saling mengorbit. Dengan adanya tarikan gravitasi dari dua bintang yang saling memengaruhi, asteroid akan lebih mudah lepas daripada apabila ia berada di sistem bintang dengan satu bintang saja. Bentuknya yang lonjong juga diduga sebagai akibat proses tumbukan atau proses lepasnya asteroid ini dari sistem bintangnya.
Teori Konspirasi
Melihat bentuk dan pergerakan ‘Oumuamua yang sangat tidak biasa membuat sebagian orang bertanya-tanya: mungkinkah asteroid ini sebenarnya adalah pesawat ruang angkasa?
Neil DeGrasse Tyson dalam wawancara yang sama menyebutkan kemungkinan tersebut cukup kecil mengingat jalur lintasannya di sekitar Matahari dipengaruhi sepenuhnya oleh gaya gravitasi. Selain itu tidak ada manuver supercepat seperti penampakan Unidentified Flying Object pada umumnya (percepatan luar biasa, pergantian arah dengan sangat cepat, dan sebagainya).
SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence, kelompok penelitian yang mengkhususkan diri dalam pencarian bentuk kehidupan cerdas di luar angkasa) dengan Teleskop Radionya dan Allen Telescope Array melakukan penelitian untuk mendeteksi adanya emisi gelombang radio, namun mereka tidak menemukan emisi gelombang radio yang tidak biasa.
Baca juga:
Penelitian juga dilakukan oleh program penelitian Breakthrough Listen. Mereka memindai asteroid ini dengan menggunakan Green Bank Telescope, teleskop radio di Green Bank, negara bagian Virginia, Amerika Serikat. Sejauh ini belum ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan atau sinyal dari makhluk cerdas. Meskipun demikian penelitian ini akan tetap dilanjutkan.
Signifikansi Deteksi \'Oumuamua
Mengapa keberhasilan ilmuwan dalam mendeteksi ‘Oumuamua, asteroid antarbintang pertama, begitu signifikan?
Pertama, tentu saja, adalah karena ini pertama kalinya sebuah objek antarbintang berhasil dideteksi. Objek tersebut juga sangat berbeda dengan apa yang selama ini kita kenal di dalam sistem Tata Surya kita. Ini merupakan kesempatan untuk mempelajarinya!
Dalam teori pembentukan sistem keplanetan, sebagian debu atau sisa pembentukannya dapat terlempar keluar dari sistem keplanetan tersebut. Dengan mempelajari sang tamu dari sisten keplanetan lain ini kita dapat mempelajari bagaimana sistem-sistem keplanetan lainnya terbentuk.
Sejak ditemukannya ‘Oumuamua, berbagai teleskop di permukaan Bumi sudah mengarahkan ‘mata’ mereka ke asteroid ini. Teleskop antariksa Hubble dan Spitzer telah mengamatinya di dalam minggu tanggal 20 November. Pengamatan berbagai teleskop dan badan antariksa, termasuk NEO dan Jet Propulsion Laboratory (JPL) akan terus dilanjutkan hingga asteroid ini terlalu jauh untuk dapat diamati.
Artikel ini sudah pernah tayang di langitselatan.com dengan judul
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR