Lahir dari latar belakang penganut Budha dan Konghucu dan dikirim ke sekolah Anglikan, O\'Hoy, secara teratur sering mengunjungi Joss House.
Tujuannya datang adalah untuk melestarikan masa lalu, walau dia juga merasakan ketenangan dan kedamaian ketika berada di sana.
"Hanya dengan menyentuh tembok bata [di kuil ini] kita merasakan adanya sejarah di tempat ini," kata O\'Hoy.
Dibangun pada tahun 1870-an, Kuil Joss House di Bendigo ini pernah menjadi bagian dari kamp penambang emas dari warga China bernama Ironbark.
"Mereka dipandang sebagai pesaing dan pemerintah pada dasarnya memisahkan mereka dari anggota masyarakat lainnya dengan memasukkan mereka ke dalam kamp," kata Wright.
Dia mengatakan bahwa Joss House dibangun karena kebutuhan untuk perlindungan terhadap diskriminasi, dimana orang-orang China membutuhkan dewa yang akan merawat mereka.
Kuil yang terbuat dari batu bata buatan tangan warga setempat itu didedikasikan untuk dewa Guan-Di, dewa perang dan kemakmuran, yang juga dikenal untuk membawa perdamaian dan keadilan ke China.
"Guan-Di adalah simbol persaudaraan, perlindungan dan perdagangan," kata Wright.
Beberapa tahun yang lalu, seorang ahli bedah di Bendigo Manny Cao merasa putus asa, namun setelah berkunjung ke kuil, keberuntungannya berubah.
Banyak dari proyek keuangannya mengalami kesulitan, jadi atas saran seorang teman, Cao mennyampaikan beberapa permintaan ketika berdoa dan saat berkendara pulang dia menerima telepon dari ayahnya tentang keberhasilan penjualan rumahnya.
Sejak saat itu banyak anggota keluarganya telah mengunjungi kuil ini dan mengalami nasib baik.
Pengungsi yang tiba dengan kapal di Australia pada usia dua tahun ini tidak dibesarkan dalam rumah tangga yang religius - orang tuanya dari Vietnam mempraktikkan filsafat Konfusianisme, dengan penekanan pada pemujaan leluhur.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR