Artikel terkait: Maaf Cat Lover, Kucing Tak Membutuhkan Anda
Dr Fisher mengatakan bahwa memberikan tawaran restitusi adalah bagian penting dari permintaan maaf yang tulus. "Saya menyesali ini dan saya tidak ingin ini menjadi sebuah pola. Saya sangat ingin mencoba mengubahnya mulai dari sekarang," tuturnya.
Terlalu Cepatkah untuk Meminta Maaf?
Dr Fisher mengatakan, sebaiknya mengajukan permintaan maaf lebih awal daripada menundanya di kemudian hari.
"Jika Anda telah kehilangan kesabaran atau Anda telah melakukan sesuatu yang impulsif, tidak butuh waktu lama untuk berpikir lebih tenang atau rasional mengenai apa yang telah dilakukan," ujar Dr Fisher.
Dr Fisher mengatakan bahwa hubungan yang rusak akibat tindakan tanpa berpikir bisa diperbaiki. "Hampir pasti ada beberapa hal yang dilakukan, mungkin, dalam keadaan panas ketika itu," katanya.
"Saya pikir adalah kemajuan untuk semua orang jika permintaan maaf dapat ditawarkan, dan tidak diragukan lagi bahwa pemberian maaf dapat diberikan lebih mudah jika ada permintaan maaf yang tulus."
Permintaan Maaf Tidak Diterima
Dr Fisher mengatakan bahwa Anda juga tidak bisa mensyaratkan akan meminta maaf pada orang lain jika orang lain tersebut turut meminta maaf juga.
"Hal yang lebih besar yang harus dilakukan adalah membuat sebuah permohonan maaf tanpa syarat, ini memang sangat sulit, semua kondisi terkait meminta maaf memang tidak mudah," katanya.
Menurut Dr Fisher, memang akan menjadi sulit jika orang yang Anda hendak mintakan maaf menolak memaafkan Anda.
Baca juga: Foto Baru Ungkap Sekumpulan Siklon Raksasa di Jupiter
"Tanyakan pada orang lain \'apa yang dapat saya lakukan yang mungkin akan membuat Anda bersedia memaafkan saya\', untuk memahami apa yang terjadi," ucap Dr Fisher.
Dr Fisher mengatakan bahwa permintaan maaf merupakan langkah penting menuju pada situasi dimana apa pun yang terjadi akan menjadi "benar-benar bagian dari masa lalu".
"Hubungan bisa tumbuh dan berkembang melalui situasi ini," ujarnya.
Artikel ini sudah pernah tayang di Australiaplus.com. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR