Selama Perang Dunia II, Sullivan bersaudara menjadi wajah pengorbanan Amerika Serikat yang patriotik.
Kelima bersaudara itu – George, Frank, Joe, Matt dan Al – meninggal di atas Juneau, saat kapal tersebut diledakkan oleh Jepang pada 13 November 1942.
Cerita mereka, seperti yang dijelaskan pada situs sejarah Angkatan Laut AS, mengatakan bahwa mereka terdorong untuk bergabung setelah serangan Pearl Harbor. Sullivan bersaudara rela mengabdikan diri mereka asal bisa berlayar bersama-sama.
(Baca juga: Para Ilmuwan Mungkin Telah Menemukan Tulang Bajak Laut Terkaya Dalam Sejarah)
Kelima bersaudara ini lalu bertugas di kapal Juneau selama Pertempuran Laut Guadalkanal – serangan besar Sekutu terhadap posisi Jepang di Kepulauan Solomon.
Ketika kapal Juneau tenggelam, 687 orang – termasuk Sullivan bersaudara – ikut mati bersamanya. Hanya 10 orang yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan kapal.
Poster-poster perang Amerika ramai dengan gambar Sullivan bersaudara yang mengatakan bahwa pria-pria asal Iowa tersebut “hilang dalam aksi”. Poster tersebut menambahkan: “mereka telah melakukan tugasnya”.
Dua tahun setelah kematian mereka, sebuah film berjudul The Sullivan’s yang menceritakan kisah kelima bersaudara itu dibuat.
Saat ini, sisa-sisa kapal Juneau yang sudah hancur tersebut berhasil ditemukan.
Terletak pada 13 ribu kaki di bawah permukaan laut, di lepas pantai Kepulauan Solomon, terdapat sisa-sisa kehancuran Juneau. Bangkai kapal itu ditemukan oleh Paul Allen, pendiri Microsoft dan seorang filantropi, menggunakan kapal penelitiannya Petrel.
Ini bukan penemuan pertama Allen dan Petrel. Sebelumnya, ia pernah menemukan kapal Lexington yang berada 500 mil dari lepas pantai Australia, kapal Ward dekat Pearl Harbor, dan Indianapolis di Laut Filipina.
Kendaraan bawah air ini pertama kali mendeteksi Juneau pada 17 Maret. Lalu, tak lama kemudian, benar-benar menemukan bangkainya.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR