Nationalgeographic.co.id—Prestasi mereka dimulai dari teknik pertanian yang tampak sederhana, namun terlihat menakjubkan, membantu Inca membangun kerajaan terbesar dalam sejarah Amerika Selatan.
Ladang dengan teknik menakjubkan, dikenal sebagai andenes (bahasa Spanyol untuk 'platform'), ladang bertingkat yang tersebar di Andes tengah. Andenes pertama kali dirancang sekitar 4.500 tahun yang lalu oleh penduduk kuno.
Setelah muncul pola-pola dasarnya, andenes disempurnakan oleh Inca, yang muncul pada abad ke-12 dan para ahli pertaniannya mengadopsi dan mengadaptasi teknik, strategi, dan sistem kepercayaan dari masyarakat terdahulu.
"Itu (membangun andenes) adalah cara kreatif untuk menentang medan yang memungkinkan cara yang efisien untuk menanam (tanaman)," ungkap Cecilia Pardo Grau, kurator Peru untuk Brittish Museum dalam tulisan Meghji.
Shafik Meghji menulisnya kepada BBC dalam artikelnya berjudul A deceptively simple feat of agricultural engineering helped the Inca to build the largest empire in South American history, dipublikasi pada 13 Desember 2021.
Hal ini memungkinkan para petani menanam lusinan tanaman yang berbeda, mulai dari jagung dan kentang, hingga quinoa dan koka, yang banyak di antaranya tidak akan bertahan di wilayah tersebut.
Melalui teknik pertanian yang sederhana itu, hasilnya adalah peningkatan dramatis dalam jumlah keseluruhan makanan yang diproduksi.
Di luar kecerdikan mereka, andenes juga memiliki kualitas artistik, membentuk pola geometris yang luas di lanskap Andes, menyuguhkan pemandangan yang indah dan menakjubkan.
"Beberapa terlihat seperti tangga hijau raksasa yang diukir di lereng gunung, sementara yang lain terdiri dari rangkaian lingkaran konsentris, menarik perhatian seperti ilusi optik," tambahnya.
Salah satu yang paling mengesankan adalah situs arkeologi Peru Moray, yang menyerupai amfiteater alam.
Terletak sekitar 50 km di utara bekas ibu kota Inca, Cuzco dan 3.500 m di atas permukaan laut, tempat ini menunjukkan bagaimana andena (julukan lain andenes) digunakan untuk menciptakan berbagai iklim mikro.
Source | : | BBC travel |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR