Pria paruh baya (53) asal Perancis ini sangat beruntung karena dapat melewati masa kritis dan tetap hidup. Sebelum dirawat secara intensif di rumah sakit Universitas Montpellier, Perancis, ia ditemukan tidak sadarkan diri di tepi sungai dan diduga mengalami serangan jantung dadakan. Saat itu, suhu tubuhnya turun karena hipotermia.
Dokter Jonathan Charbit yang bertanggung jawab merawat pria ini bahkan berkata kepada The Times bahwa kemungkinan pria itu selamat nyaris nol, artinya sangat sulit diselamatkan. Siapa sangka, hipotermia yang dialaminya justru membuatnya selamat.
Kejadian ini berlangsung pada Senin (12/3/2018), di mana pria yang tak diketahui namanya itu mengalami serangan jantung saat dalam perjalanan pulang dari rumah saudaranya. Namun, pria ini tak kunjung pulang.
Artikel terkait: Apakah Manusia Bisa Berhibernasi?
Beberapa waktu kemudian, ia ditemukan tergeletak di tepi sungai dalam keadaan kedinginan. Suhunya turun mencapai 22 derajat Celsius, padahal suhu manusia normal 37 derajat Celsius dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Dilansir IB Times, Senin (9/4/2018), tim medis menemukan hipotermia membekukan otak dan organ vital lainnya selama belasan jam. Charbit berkata, selagi organ vital beku ia dan timnya melakukan pemijatan jantung kurang lebih selama empat jam untuk menyelamatkan korban.
18 jam pasca serangan jantung dan hipotermia yang membekukan organnya, suhu tubuhnya turun dan jantungnya mulai berdetak. Setelah periode menegangkan itu, tim medis memasangkan heart lung machine atau mesin jantung paru-paru untuk membuatnya tetap hidup cukup lama.
Baca juga: Memenangkan Trump dengan Data Facebook Terungkap dari 27 Halaman Presentasi
"Ini adalah kasus yang biasanya hanya ada di buku panduan. Ini kasus medis yang luar biasa menegangkan," ujar Charbit. "Kami menilai nyawanya selamat karena hipotermia membekukan jantung agar tidak benar-benar berhenti," imbuhnya.
Saat ini pria tersebut masih menggunakan alat bantu pernapasan dan sudah mulai bisa berjalan. "Ia sedang menuju pemulihan total," tutup Charbit.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR