Pada 16 April 2018 mendatang, NASA akan meluncurkan misi terbarunya, Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) ke ruang angkasa.
TESS memiliki misi untuk memantau ratusan ribu bintang dan mencari adanya tanda-tanda eksoplanet, mulai dari planet seukuran bumi atau yang lebih besar. Tess juga bertugas mencari planet yang mengorbit bintang paling terang di angkasa.
Diwartakan Space.com, Senin (9/4/2018), TESS akan melakukan perburuan eksoplanet dengan metode transit dan mencatat penurunan cahaya yang dihasilkan sebuah planet ketika melintasi bintang induknya dari perspektif pesawat ruang angkasa.
(Baca juga: Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan di Planet Bumi?)
Strategi ini sebenarnya juga dipakai dalam misi teleskop Kepler milik NASA yang telah menemukan sekitar dua pertiga dari 3.700 eksoplanet yang diketahui. Beda teleskop Kepler dan teleskop TESS adalah jarak.
Bila misi teleskop kepler bertugas menemukan eksoplanet yang letaknya ratusan tahun cahaya dari Bumi, maka misi teleskop TESS adalah menemukan eksoplanet yang cukup dekat dari Bumi.
Dengan jarak yang lebih dekat, maka akan memudahkan instrumen lain untuk melakukan penyelidikan mendalam. Tugas ini nantinya akan dikerjakan oleh teleskop raksasa James webb milik NASA yang peluncurannya dijadwalkan 2020.
"TESS akan melakukan tugasnya dari sudut pandang unik, yakni orbit sangat elips yang tidak pernah ada di pesawat luar angkasa lainnya," kata pejabat misi TESS dalam pernyataannya.
Setelah diluncurkan, TESS secara bertahap akan memperluas orbitnya dan mendekati bulan untuk menerima bantuan gravitasi.
TESS akan mengorbit Bumi setiap 13,7 hari dengan titik terdekat sekitar tiga kali jarak orbit geosynchronous, tempat sebagian besar satelit komunikasi beroperasi.
"Ini adalah separuh waktu yang dibutuhkan bulan untuk sekali mengorbit. Hal ini akan membantu menstabilkan orbit pesawat ruang angkasa terhadap kapal tunda dari gravitasi bulan," ujarnya.
TESS akan menghabiskan dua tahun berada di orbit ini. Titik terjauh atau apogee dari bumi sekitar 232.000 mil atau sekitar 373.000 kilometer dari bumi, yang memungkinkan pesawat ruang angkasa untuk mengamati bagian langit tanpa gangguan dari bulan atau bumi. Titik terdekat di orbit atau perigee adalah 67.000 mil atau sekitar 108.000 kilometer.
Selama fase perigee, TESS akan memancarkan kembali informasi yang dikumpulkan dari pengamatan astronomi putaran sebelumnya.
(Baca juga: Di Masa Depan, Kertas Akan Terbuat Dari Kotoran Hewan)
Tahun pertama akan dihabiskan TESS untuk mengamati belahan bumi bagian selatan dan berpindah ke berbagai lokasi setiap 27 hari sehingga selalu menjauhi matahari.
Selanjutnya TESS akan mengamati seluruh belahan Bumi bagian utara selama tahun kedua. Strategi pengamatan ini menawarkan hal yang berbeda dari misi Kepler, di mana teleskop Kepler terus menerus menatap 150.000 bintang dalam satu hamparan langit.
Misi TESS dipimpin oleh George Ricker, astrofisikawan di Massachusetts Institute of Technology. Misi ini dikelola oleh Pusat Penerbangan Luar Angkasa Gooddarn NASA di Greenbelt, Maryland.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal TESS, Teleskop Canggih Terbaru Siap Diluncurkan NASA".
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR