"Kami masih belum cukup tahu tentang peristiwa semacam ini untuk menentukan waktunya. Untuk melakukan itu, pertama-tama perlu pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana konveksi mantel bekerja dalam istilah spasial dan temporal. Selain itu, para ilmuwan perlu mengklarifikasi bagaimana peluruhan unsur radioaktif di bagian dalam bumi, salah satu sumber panas utama, memengaruhi dinamika mantel.” pungkas Murakami.
Hasil penelitian Murakami bersama rekan-rekannya ini telah dipublikasikan dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters pada 15 Januari 2022 dengan menyertakan judul Radiative thermal conductivity of single-crystal bridgmanite at the core-mantle boundary with implications for thermal evolution of the Earth.
Baca Juga: Hormuz, Pulau Pelangi di Teluk Persia yang Tanahnya Bisa Dimakan
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR