Nationalgeographic.co.id—"Letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Haʻapai terdengar di seluruh Pasifik Selatan, dan bahkan di beberapa bagian Amerika Serikat. Gunung berapi itu meletus selama sekitar 8 menit" lapor Hilotin.
Joy Hilotin menuliskan laporannya kepada Gulf News, dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada 17 Januari 2022. Artikelnya berjudul Tonga volcano eruption rocks the world: Everything you need to know.
Pada hari Sabtu, 15 Januari 2022, terjadi ledakan vulkanik dahsyat bawah laut yang kuat di dekat pulau Tonga telah melemparkan sejumlah gumpalan abu, uap, dan gas sejauh 20 km ke angkasa.
Ledakan dahsyat tersebut lantas memicu dinding tsunami di Pasifik dengan gelombang mencapai pantai Peru, Pantai Barat Amerika Serikat, Australia dan Jepang. Dua letusan lagi menyusul dalam tiga hari berikutnya.
"Letusan itu juga memicu tsunami di pulau terbesar Tonga, Tongatapu, dengan gelombang setinggi 1,2 meter menghantam daerah dekat kota Nuku'alofa," tambahnya.
Tonga, negara kepulauan yang terdiri lebih dari 170 pulau dengan luas permukaan 750 km2 (seukuran berkisar Singapura) di Pasifik Selatan, telah diselimuti abu vulkanik.
Setelah letusan gunung berapi, peringatan tsunami dikeluarkan di negara-negara Kepulauan Pasifik, termasuk Fiji, Samoa dan Vanuatu, selain Hawaii, Alaska, British Columbia dan sebagian besar Pantai Barat Amerika Utara.
Setelah letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Haʻapai, peringatan tsunami dikeluarkan di negara-negara Kepulauan Pasifik, termasuk Fiji, Samoa dan Vanuatu, selain Hawaii, Alaska, British Columbia dan sebagian besar Pantai Barat Amerika Utara. Menciptakan dampak yang luas bagi perkembangan bumi selanjutnya.
Terjadi gelombang setinggi empat kaki telah dilaporkan di Hawaii, penduduk diperingatkan untuk menjauh dari garis pantai, pindah ke tempat yang lebih tinggi.
Begitu juga di Jepang, gelombang setinggi empat kaki juga dilaporkan terjadi di pulau selatan terpencil, Amami Oshima.
Letusannya begitu kuat sehingga suara ledakannya terdengar sampai ke Selandia Baru yang berjarak sekitar 1.100 mil dari arah barat daya pulau utama Tongatapu.
Di Tonga sendiri, sebuah negara kepulauan di Pasifik Selatan dengan jumlah populasi berkisar 105.000, tertutup abu tebal, yang jatuh dari langit sejak Sabtu malam, menyebabkan kerusakan yang signifikan di Nuku'alofa, ibu kota.
Pulau utama, Tongatapu, adalah rumah bagi ibu kota Nuku'alofa dan sebagian besar penduduk negara itu. Lapisan tebal debu vulkanik menimbulkan kekhawatiran tentang pasokan air minum dan air bersih yang telah tercemari gas dan abu vulkanik.
Terjadi kondisi yang mengkhawatirkan akibat udara yang terkontaminasi dan akses air bersih untuk 100.000 penduduk Tonga, sebuah negara Polinesia dengan lebih dari 170 pulau di Pasifik Selatan.
"Jaringan komunikasi dan akses telepon, masih terputus di sebagian besar negara kepulauan Pasifik sebagai dampak yang signifikan akibat letusan dahsyat," lanjut Hilotin.
Abu telah menutupi banyak wilayah Tonga, tetapi hilangnya listrik, jaringan telepon, dan konektivitas internet, telah mempersulit lembaga bantuan untuk menilai tingkat cedera, kematian, dan kerusakan.
"Fenomena ini benar-benar unik. Kami belum pernah melihat data seperti ini sebelumnya," kata Lars Hoffmann, ilmuwan atmosfer di Jülich Supercomputing Center di Jerman kepada Adam.
David Adam, menulis kepada Nature, dalam artikelnya berjudul Tonga volcano eruption created puzzling ripples in Earth’s atmosphere. Artikelnya dipublikasikan pada 18 Januari 2022.
Para ilmuwan berlomba untuk memahami serangkaian riak besar yang membingungkan di atmosfer bumi yang dipicu oleh letusan gunung berapi Tonga. Data satelit menunjukkan bahwa peristiwa itu —yang ditakuti sebagian orang mungkin telah menghancurkan sejumlah negara di kepulauan Pasifik.
"Secara teoritis, aliran udara panas dan abu yang terlempar dari letusan gunung berapi ke atmosfer, dapat memicu gelombang gravitasi dalam skala yang jauh lebih besar," pungkas Adam.
Gas panas yang naik ke stratosfer telah menghantam lapisan udara di sekitarnya, menciptakan perubahan besar pada lapisan atmosfer, sebuah ledakan yang akan dikenang dalam sejarah dunia.
Baca Juga: Letusan Gunung Berapi di Tonga, Peristiwa 'Sekali dalam Satu Milenium'
Source | : | Nature,Gulf News |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR