Prinsip Sarekat Islam untuk bertahan secara sosial-ekonomi di tengah krisis, melibatkan sejumlah kalangan, seperti halnya buruh dan petani. Tujuan utamanya mengarah pada meredam perkecuan yang meresahkan.
"Sarekat Islam diharapkan mampu menjadi tempat penyalur cita-cita atas perbaikan kesejahteraan hidup di tengah-tengah keterpurukan sosial-ekonomi saat itu, serta berjuang merebut kembali hak-hak kaum pribumi yang dirampas oleh kolonial Belanda" lanjutnya.
Baca Juga: Perkecuan di Klaten Akibat Krisis Petani Perkebunan Belanda Sejak 1875
Keseragaman tujuan beriringan dengan kesamaan nasib, menjadi pengikat kaum bumiputera untuk berjuang bersama Sarekat Islam. Istilah 'kepentingan bersama' menjadi tujuan yang digaungkan.
Bukan malah menuju perkecuan, kaum petani dan buruh yang lama terlibat sebagai kecu, disibukkan dengan kepentingan politis, menggelorakan semangat untuk merengkuh kembali hak-haknya.
"Kepentingan bersama, bersatu untuk bersama-sama membela hak bumiputera dari kolonial Belanda, merupakan bagian dari proses pencarian identitas Keindonesiaan kaum pribumi," tutup Siti Rahmana.
Source | : | JUSPI: Jurnal Sejarah Peradaban Islam |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR