Echo bersembunyi di sebuah gua di hutan tak tertembus yang menderita karena cinta Narcissus. Dia mulai kurus karena kelaparan tanpa makan dan tidur sampai tubuhnya layu seluruhnya menjadi debu, hanya menyisakan suaranya.
Nemesis Menghukum Narcissus Jatuh Cinta Dengan Bayangan Sendiri
Kemudian, dewi balas dendam, Nemesis, memutuskan untuk menghukum Narcissus atas perilakunya. Dia membawanya ke kolam, di mana dia melihat bayangannya dan jatuh cinta padanya. Dia menolak untuk meninggalkan bayangan dirinya sendiri dan, seperti Echo, dia mati kelaparan, tetapi sebelum itu terjadi, dia berteriak: "Selamat tinggal, anak tersayang, sia-sia." Suara gema mengulangi ratapan dari gua, Narcissus akhirnya mati.
Bahaya Cinta Diri yang Berlebihan
Dalam mitos, air bertindak sebagai cermin, mencerminkan keadaan pikiran Narcissus dan apa yang terjadi di sekitarnya. Ini menjadi tenang, kemudian menjadi berawan, dan akhirnya menghilang.
Mitos Yunani yang indah ini menunjukkan berbagai aspek alam. Nimfa Echo menjadi pengulangan suara, dan Narcissus melambangkan kemandirian, narsisme, dan kesombongan.
Echo dan Narcissus keduanya meninggal karena cinta yang tidak terpenuhi. Mereka menjadi terobsesi dengan cinta mereka, bahwa mereka berhenti mengurus diri mereka sendiri dan harus mati. Ada juga pesan moral dari cerita ini. Kematian dan transformasi Narcissus menunjukkan bahaya cinta diri yang berlebihan yang juga bisa menjadi obsesif diri dan disebut narsisme.
Mitos menunjukkan perilaku semacam ini dengan tepat, dan individu dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki rasa penting diri yang mengesankan. Mereka mencari kekaguman tak terbatas dari orang lain dan berfantasi tentang kesuksesan atau kekuasaan yang berkelanjutan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat lema "narsistik", yang bermakna kepedulian yang berlebihan pada diri sendiri yang ditandai dengan adanya sikap arogan, percaya diri, dan egois.
Baca Juga: Ketika Wanita Yunani Kuno Gunakan Venus Sebagai Kalender Kehamilan
Sudut Pandang Baru Peluang Bumi, Pameran Foto dan Infografis National Geographic Indonesia di JILF 2024
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR