"Di masa depan, bahkan sangat mungkin mengembangkan perangkat robot mikroskopis yang dapat digunakan untuk pengiriman obat berdasarkan baling-baling kecil yang digunakan oleh archaea tersebut." kata Daum.
Studi ini menemukan bahwa filamen yang digunakan oleh M. villosus terdiri dari ribuan salinan dari dua protein yang berselang-seling, sedangkan filamen yang diselidiki sebelumnya hanya menunjukkan satu protein. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur dan perakitan archaellum lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Para peneliti juga mengidentifikasi adanya dua elemen struktural utama yang memungkinkan filamen archaellum bergerak, mendorong sel dengan kecepatan tinggi.
Baca Juga: Babi Terkecil di Dunia, yang Sempat Dikira Punah, Kembali ke Alam
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR