Dalam karyanya, Livius 'Livy' menggunakan karya yang sudah tersedia beberapa abad sebelumnya dari para sejarawan Yunani dan Romawi, seperti Polybius, Celius Antipater, Valerius Antias, Fabius Piktor, Claudius Quadrigius, Lucius Elius Tubero, Calpurnius Piso atau Gaius Licinius Macer.
Selain itu, beberapa dokumen juga ia telaah kemudian disadur kembali, seperti dokumen resmi Senat, militer—korespondensi diplomatik, korespondensi diplomatik dan sejenisnya, yang kini beberapa sumber tulisan itu tidak dapat diketemukan.
Baca Juga: Jalan Berliku Kaisar Augustus Mempersiapkan Penerus Takhta Romawi
Baca Juga: Romanisasi: Asimilasi Budaya Faktor Langgengnya Peradaban Romawi
"Dia adalah seorang penulis dengan sikap retoris. Dia menceritakan sejarah Roma melalui prisma kemenangan dan kepahlawanan orang Romawi. Simpati politiknya condong ke arah aturan oligarki senator dan dari sudut pandang ini, ia berhasil menyajikan sejarah Roma yang paling kuno," pungkas Imperium Romanum.
Mengingat kuatnya sumber ditambah dengan keterkaitan zaman, karya Livy sampai hari ini tetap menjadi salah satu sumber utama untuk belajar tentang sejarah perkembangan Roma dan beberapa negara-negara tetangganya.
Perlu dicatat juga, bahwa Titus Liviuslah yang memberi banyak informasi penting tentang asal mula lahirnya peradaban paling sohor seantero jagat lewat legenda dan mitologi tentang Romulus dan Remus, pendiri legendaris peradaban di Kota Roma.
Sebelum wafat, Livy juga menulis beberapa tulisan filosofis dan risalah retoris yang luar biasa legendaris, yang ia berikan dalam bentuk surat kepada putranya. Hanya saja, karya-karyanya itu tidak dapat bertahan sampai hari ini.
Ia wafat pada tahun 17 M di kampung halamannya di Patavium, tempat dia lahir dan kembali pada akhir hayatnya.
Source | : | Imperium Romanum |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR