Nationalgeographic.co.id—Ab Urbe Condita Libri adalah catatan penting berisi tentang asal mula berdirinya Roma. Secara definitif juga diartikan sebagai pendirian sebuah kota, merujuk pada kota Roma yang berkembang menjadi Romawi.
Ab Urbe Condita Libri merupakan karya super klasik yang datang dari tahun 27 sebelum masehi, tepatnya ditulis sekitar tahun 27-9 SM oleh sastrawan cum sejarawan kuno, Titus Livius yang kerap disebut Livy.
Livy lahir di Patavium di Italia utara—sekarang Padova modern, diperkirakan lahir sekitar tahun 59 SM. Pada saat kelahirannya, kota kelahirannya, Patavium adalah kota terkaya kedua di semenanjung Italia, dan terbesar di provinsi Cisalpine Gaul (Italia utara).
"Dia berasal dari keluarga kaya di masa mudanya, dia pindah ke Roma, di mana dia menerima pendidikan yang cermat serta pendidikan filsafat dan sejarah," tulis Imperium Romanaum pada laman websitenya.
Imperium Romanum menerbitkan artikel yang berjudul "Titus Livius (59 SM - 17 M)", yang dipublikasikan pada 24 November 2021.
"Dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk mengajar retorika dan menulis, dia tidak tertarik pada karir politik," tambahnya.
Baca Juga: Kaisar Romawi Commodus: Penguasa Korup yang Suka Membunuh Orang Cacat
Baca Juga: Kaisar Romawi Nero: Apakah Dia Layak Mendapat Reputasi Pria Nakal?
Selama masa mudanya, sekitar 30 SM ia pindah dari Padova ke Roma. Pendidikan sejarah telah menempa hidupnya, membuatnya bersemangat menulis tentang sejarah kotanya, sebuah peradaban yang besar dalam catatan sejarah bahkan sampai dengan hari ini.
Warisan satu-satunya Livy adalah karya sejarah yang menggambarkan peristiwa-peristiwa dari berdirinya kota Roma hingga tahun 9 M. Karya tersebut berjudul Buku-Buku Sejak Berdirinya Kota (Ab Urbe condita libri CXLII).
Karya dalam Ab Urbe Condita Libri mencakup periode kuno yang panjang, memiliki volume sebanyak 142 jilid yang ditulis dan diterbitkan secara berurutan dari tahun 26 SM. sampai 17 M Sekitar seperempat dari jumlah tulisannya masih bertahan.
Bukunya berkisah mulai dari legenda tentang kedatangan Aeneas dan para pengungsi akibat jatuhnya Troy, pendirian kota Roma pada tahun 753 SM, pengusiran para Raja pada tahun 509 SM, hingga tulisan sezaman saat Livy hidup, selama masa pemerintahan dari kaisar Agustus.
Dalam karyanya, Livius 'Livy' menggunakan karya yang sudah tersedia beberapa abad sebelumnya dari para sejarawan Yunani dan Romawi, seperti Polybius, Celius Antipater, Valerius Antias, Fabius Piktor, Claudius Quadrigius, Lucius Elius Tubero, Calpurnius Piso atau Gaius Licinius Macer.
Selain itu, beberapa dokumen juga ia telaah kemudian disadur kembali, seperti dokumen resmi Senat, militer—korespondensi diplomatik, korespondensi diplomatik dan sejenisnya, yang kini beberapa sumber tulisan itu tidak dapat diketemukan.
Baca Juga: Jalan Berliku Kaisar Augustus Mempersiapkan Penerus Takhta Romawi
Baca Juga: Romanisasi: Asimilasi Budaya Faktor Langgengnya Peradaban Romawi
"Dia adalah seorang penulis dengan sikap retoris. Dia menceritakan sejarah Roma melalui prisma kemenangan dan kepahlawanan orang Romawi. Simpati politiknya condong ke arah aturan oligarki senator dan dari sudut pandang ini, ia berhasil menyajikan sejarah Roma yang paling kuno," pungkas Imperium Romanum.
Mengingat kuatnya sumber ditambah dengan keterkaitan zaman, karya Livy sampai hari ini tetap menjadi salah satu sumber utama untuk belajar tentang sejarah perkembangan Roma dan beberapa negara-negara tetangganya.
Perlu dicatat juga, bahwa Titus Liviuslah yang memberi banyak informasi penting tentang asal mula lahirnya peradaban paling sohor seantero jagat lewat legenda dan mitologi tentang Romulus dan Remus, pendiri legendaris peradaban di Kota Roma.
Sebelum wafat, Livy juga menulis beberapa tulisan filosofis dan risalah retoris yang luar biasa legendaris, yang ia berikan dalam bentuk surat kepada putranya. Hanya saja, karya-karyanya itu tidak dapat bertahan sampai hari ini.
Ia wafat pada tahun 17 M di kampung halamannya di Patavium, tempat dia lahir dan kembali pada akhir hayatnya.
Source | : | Imperium Romanum |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR