Nationalgeographic.co.id—Pada 2016, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melansir ada sekitar 1,9 miliar orang dewasa di seluruh dunia yang kelebihan berat badan. Sebanyak 650 juta di antaranya diklasifikasikan sebagai obesitas.
Bahkan, di Amerika Serikat satu dari empat kematian disebabkan oleh penyakit jantung dan obesitas merupakan kontributor utama. Menurut laporan terbaru dari San Antonio Metropolitan Health District, 71 persen populasi di sana menderita kelebihan berat badan.
Dilansir dari Science Daily, tim peneliti dari Universitas Texas di San Antonio (UTSA), Amerika Serikat telah berhasil mengembangkan obat untuk memerangi obesitas. Tidak hanya itu, obat tersebut berpotensi untuk mencegah penyakit jantung.
"Semakin saya dewasa, saya bermimpi membantu anggota keluarga saya yang terkena dampak obesitas serta penyakit jantung dan kondisi medis lainnya," kata Francis Yoshimoto, seorang profesor kimia di fakultas MIPA di UTSA memimpin tim yang mengembangkan obat anti-obesitas tersebut.
"Mimpi ini sekarang berubah menjadi kenyataan, karena kami telah mengembangkan molekul kecil yang dapat digunakan untuk melawan obesitas, masalah yang terlihat di banyak keluarga di seluruh dunia," tambahnya.
Penelitian mereka atas hal ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Steroid edisi Februari 2022 dengan judul A synthesis of a rationally designed inhibitor of cytochrome P450 8B1, a therapeutic target to treat obesity. Francis Yoshimoto memimpin tim yang mengembangkan obat anti-obesitas yang menghalangi efek sitokrom P450 8B1, enzim yang terkait dengan penyerapan kolesterol dan obesitas.
Yoshimoto juga bekerja sama dengan Eunhee Chung, seorang profesor di fakultas yang berbeda dari universitas yang sama untuk menguji obat baru tersebut. Setelah merancang dan mensintesis obat tersebut, Yoshimoto mengirim sampel uji ke laboratorium yang didanai Institut Kesehatan Nasional, di mana Chung dan tim penelitinya bekerja melakukan penelitian tentang efek senyawa bioaktif.
Senyawa bioaktif sendiri adalah bahan kimia yang ditemukan dalam jumlah kecil pada tumbuhan dan makanan tertentu. Terkait hal itu Chung meneliti bagaimana olahraga dapat digunakan untuk mengobati obesitas dan gangguan metabolisme terkait.
"Sebagai ahli fisiologi, saya benar-benar percaya olahraga adalah obat terbaik untuk melawan penyakit tidak menular. Sayangnya, komitmen berolahraga cukup rendah dan prevalensi obesitas terus meningkat. Berdasarkan data yang menjanjikan, saya memiliki harapan besar untuk menguji obat Dr. Yoshimoto lebih lanjut," jelas Chung.
Baca Juga: Studi: Risiko Komplikasi Jantung pada Remaja Kelebihan Berat Badan
Baca Juga: Tiga Gen yang Digdaya Mencegah Kegemukan, Kabar Sains Terbaru
Source | : | Science Daily |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR