Nationalgeographic.co.id—Seseorang yang terkena penyakit virus corona punya gejala yang bermasalah pada indra penciumannya. Bukan karena hidung tersumbat seperti pilek, melainkan penyakit ini menyusutkan materi di otak, utamanya yang terlibat dalam proses penciuman.
Tak hanya itu, penelitian terbaru juga melihat dampak pada bagian dan struktur otak lainnya, seperti pada bagian yang berhubungan dengan memori. Penelitian terbaru ini dipublikasikan di Nature, 7 Maret 2022, berjudul SARS-CoV-2 dikaitkan dengan perubahan struktur otak di UK Biobank.
Penelitian yang penulis utamanya Gwenaëlle Douaud dari Nuffield Department of Clinical Neurosciences, University of Oxford, Inggris, menemukan perbedaan struktur otak ini pada 401 orang, termasuk mereka yang yang dirawat inap dan yang tidak terlalu parah terinfeksi. Para peneliti mengevaluasi pemindaian otak mereka dari awal pandemi hingga April 2021 menggunakan MRI.
Kemudian mereka membandingkan hasil pindaian otak ini dari 384 orang yang tidak terinfeksi berdasarkan kesamaan usia, sosial ekonomi, dan faktor risiko seperti tekanan darah dan obesitas.
Pada kelompok yang terinfeksi, rata-rata mereka tertular COVID-19 sekitar 4,5 bulan sebelum dipindai untuk keduanya. Pemindaian MRI ini mengungkapkan pola penyusutan yang berbeda pada otak yang terinfeksi COVID-19, yakni kerusakan yang lebih luas dan terjadi di area berbeda dari perubahan normal yang muncul pada orang yang tidak pernah terinfeksi virus.
"Kami cukup terkejut melihat perbedaan yang jelas di otak bahkan dengan infeksi ringan," ujar Douaud di CNN.
Dia bersama timnya menemukan materi abu-abu pada otak menyusut. Sebenarnya, Donaud menjelaskan, normal bagi orang untuk kehilangan sekitar 0,2 hingga 0,3 persen abu-abu setiap tahun di area yang berhubungan dengan memori otak seiringnya bertambahnya usia.
Baca Juga: Gejalanya Sama dengan COVID-19, Apakah Flu Rusia dari Virus yang Sama?
Baca Juga: Bukti Pertama Omicron Menyebar ke Hewan Liar Baru Saja Ditemukan
Walau pasien yang diamati juga ada yang berusia lansia, mereka mengevaluasi, orang yang terinfeksi COVID-19 kehilangannya bertambah 0,2 persen hingga dua persen.
Source | : | CNN,livescience,BBC |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR