Para dewa mengunjungi bumi untuk berkonsultasi dengan para filsuf manusia. Mereka menyatakan Socrates satu-satunya orang yang benar-benar bijaksana. “Kembali ke Olimpus, para dewa berkumpul tetapi segera jatuh ke pertengkaran,” tulis Marsh.
Ketika Juno menghina Momus, dia mengusulkan undang-undang untuk mengecualikan semua dewa wanita dari majelis. Para dewi yang marah menyerang Momus dan mengebirinya. Sementara itu, orang-orang di bumi, yang takut akan bencana baru, berusaha menyesuaikan diri dengan dewa-dewa. Manusia mempersembahkan kuil dan patung baru untuk para dewa agar mereka tidak murka.
Ini membuat para dewa senang dan memuji umat manusia. Marsh menuturkan, “Para dewa itu pun berbalik mencela Momus yang cacat, yang dibuang oleh Jupiter untuk dirantai di tebing laut."
Baca Juga: Ritual Nikah Pedofilia Yunani Kuno, Ikat Rambut Jadi Persembahan Dewa
Baca Juga: Spons, Apa yang Harus Kita Waspadai tentang Peranti Zaman Yunani Ini?
Baca Juga: Menelisik Lesbos, Pulau Kecil Yunani Asal Mula Kata 'Lesbian'
Bagaimana cara manusia zaman dulu menggambarkan dewa ini tidak diketahui hingga kini. Momus sering digambarkan sebagai badut raja dalam seni modern, dengan topi dan lonceng bodoh.
Momus dianggap sebagai sosok ilahi yang relatif anonym. Ia adalah putra Nyx, personifikasi malam, yang juga ibu dari Hypnos (Tidur) dan Thanatos (Kematian), dengan Erebus (Kegelapan). Menurut Hesiod, Momus tidak memiliki ayah, tetapi saudara kembarnya, Oizys, dewi depresi dan kesengsaraan.
Momus membuat para dewa gila dengan ketidaksetujuan abadinya terhadap segala hal. Terakhir, ia menyebut Zeus sebagai maniak seks dan dewa yang kejam. Sudah cukup bersabar, Zeus akhirnya menendang Momus keluar dari Olimpus.
Orang Yunani memiliki banyak dewa yang mempersonifikasikan kehidupan dan alam. Seperti makhluk fana, para dewa, setengah dewa, dan pahlawan mitologis. Mereka menunjukkan sifat-sifat negatif seperti manusia, emosi, dan sikap permusuhan.
“Perilaku dewa berkontribusi pada banyak legenda dan mitos yang menarik. Ini menjadikan mitologi Yunani sebagai warisan penting dari budaya kuno ini,” imbuh Sutherland.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR