"Baik karya seni kuno maupun genetika menunjuk ke Zaman Perunggu Yunani, sekitar 1700 SM atau lebih awal, sebagai asal usul domestikasi safron," kata Ludwig Mann, Ph.D. mahasiswa di Technische Universität Dresden yang juga merupakan salah satu rekan peneliti, dikutip sci-news.
Menurut rekan peneliti lainnya, Seyyedeh-Sanam Kazemi-Shahandashti, Ph.D mencari tahu di mana dan kapan safron pertama kali didomestikasi tidaklah mudah. Spesies ini sulit dipelajari secara genetik, karena memiliki tiga salinan dari setiap kromosom, bukan dua seperti biasanya, dan genom besar yang mengandung persentase tinggi sekuens DNA berulang. Kazemi-Shahandashti adalah mahasiswa di Institut Bio- dan Geosains dari Forschungszentrum Jülich.
"Karena tidak ada sisa-sisa crocus (saffron) kuno yang diawetkan dari zaman kuno, kami di sini mengunjungi kembali karya seni kuno yang menggambarkan tanaman seperti crocus. Kami berharap ini dapat mengarahkan kami ke wilayah tertentu," katanya.
Karya seni dari peradaban Minoa kemungkinan adalah yang tertua yang menggambarkan safron domestik. Misalnya, tambalan bunga crocus yang lebat di lukisan dinding 'The Saffron Gatherers' dari pulau Santorini (sekitar 1600 SM) yang menggambarkan budidaya.
Baca Juga: Asal Usul Rempah Termahal, Safron, Terungkap Lewat Karya Seni Kuno
Baca Juga: Safron, Rempah Termahal di Dunia yang Terdampak Perubahan Iklim
Baca Juga: Selidik Jalur Rempah, Jaringan Dagang dan Dakwah Islam di Nusantara
"Fresco lain di pulau yang sama, 'The Adorants,' menunjukkan bunga dengan stigma panjang berwarna merah tua yang menutupi kelopak ungu gelap, khas safron budidaya. Bunga dengan ciri-ciri ini juga digambarkan pada keramik dan kain dari Zaman Perunggu Yunani, dan secara simbolis ditampilkan dalam ideogram untuk safron dalam naskah Linear B kuno," jelas peneliti.
Kemudian, di Mesir, makam dari abad ke-15 dan ke-14 SM menggambarkan bagaimana duta besar dari Kreta membawa upeti dalam bentuk tekstil yang diwarnai dengan saffron. Teks di Zaman Perunggu Yunani setuju dengan hasil dari studi genetik dari 2019, yang menunjukkan bahwa Crocus cartwrightianus, yang hanya terjadi di daratan Yunani dan Kreta, adalah kerabat liar terdekat safron.
"Saffron crocus modern dengan tiga genomnya muncul secara alami dari alam liar, baik secara eksklusif dari Crocus cartwrightianus atau dari hibrida antara Crocus cartwrightianus dan spesies crocus lainnya," kata para penulis.
Saffron crocus kemudian dipertahankan oleh orang Yunani Zaman Perunggu karena kualitasnya yang unggul sebagai rempah.
"Kami akan terus melacak sifat safron. Di seluruh dunia saat ini, semua crocus safron secara efektif adalah klon yang berasal dari kemunculan safron di Yunani kuno," kata Dr. Tony Heitkam, pemimpin kelompok Genomik Tanaman di Technische Universität Dresden.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Sci-News,Frontiers in Plant Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR