Baca juga: 'Gereja Rahasia’ Kuno Dari Abad Ke-1 Ditemukan di Bekas Wilayah ISIS
Beberapa dekade setelahnya, perkembangan penelitian menjadi lebih tepat berkat kemajuan teknologi. Para peneliti mampu membedakan radiasi dari serangan bom dan faktor lainnya.
Studi terbaru ini masih menggunakan tulang rahang yang sama dengan yang digunakan pada penelitian Mascarenhas. Hanya saja, mereka mengiradiasi, mengkalibrasi dan mengukur kembali sampelnya.
Menurut tim, hasil penelitian ini membuka berbagai kemungkinan untuk penelitian masa depan yang bisa memperjelas detail serangan nuklir.
Source | : | Daily Mail Online |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR