Baca Juga: Dua Tahun Pagebluk, Virus Corona dan Evolusinya yang Belum Berakhir
Baca Juga: Para Ilmuwan AS Menemukan Cara Virus Memicu Penyakit Autoimun
Baca Juga: Bukti Pertama Omicron Menyebar ke Hewan Liar Baru Saja Ditemukan
Untungnya, 1C3 dan 1C11 mengabaikan protein umpan dan langsung menuju struktur glikoprotein di permukaan virus yang sebenarnya. Ini berarti para peneliti dapat menggunakan lebih sedikit antibodi untuk secara efektif menargetkan virus Ebola dan virus Ebola Sudan.
Kedua antibodi memiliki bahan yang tepat dan kinerjanya sangat baik di luar lab. Kolaborator studi menemukan bahwa menggabungkan 1C3 dan 1C11 dalam terapi antibodi dapat melindungi kita terhadap virus Ebola dan virus Ebola Sudan.
Kekuatan tempur 1C3 dan 1C11 bisa berarti lebih banyak nyawa terselamatkan. Efek spektrum yang luas dari dua antibodi menjadikannya terapi menjanjikan untuk situasi ketika dokter tidak punya waktu untuk mencari tahu spesies Ebolavirus mana yang menginfeksi
Ke depannya, tim akan mencari tahu seberapa rendah dosis yang dibutuhkan. Dalam uji coba yang dijalankan pada primata non-manusia, dosis terendah pun memberikan perlindungan 100 persen.
Dosis yang lebih rendah mungkin sama efektifnya. Ini adalah pertanyaan penting untuk dijawab karena dosis yang lebih rendah akan membuat terapi lebih murah untuk diproduksi.
Source | : | SciTechDaily |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR