Penyair Inggris Geoffrey Chaucer menggunakan frasa dengan cara yang sama pada abad ke-14 dalam Treatise on the Astrolabe:
“Benar sebagai jalan yang beragam membawa orang yang beragam ke jalan yang benar ke Roma.”
Sebenarny dalam kedua contoh ini, kota fisik tidak ada artinya. Baik de Lille maupun Chaucer tidak benar-benar berbicara tentang Roma.
Namun, ketika pepatah mulai menjadi populer di surat kabar dan majalah abad ke-19, momok kota itu kembali. Roma sebagai Kota Abadi menyentuh hati pembaca tentang penggalian menarik yang terjadi di Italia dan Eropa.
Dengan demikian di abad ke-19, frasa tersebut memiliki arti seperti pada zaman Romawi: Roma sebagai metropolis kekaisaran.
Baca Juga: Memetakan Jalan Romawi yang Menjadi Pepatah 'Banyak Jalan Menuju Roma'
Baca Juga: Jalan Romawi sangat Berbahaya saat Gelap, Kepala bisa Tertimpa Pispot!
Baca Juga: Benarkah Orang Romawi Kuno Mencapai Amerika sebelum Columbus?
Baca Juga: Isyarat Jari Peninggalan Romawi Kuno yang Masih Kita Gunakan
Misalnya, pada Juli 1871, Koresponden Khusus Daily News untuk Times di India menyaksikan Victor Emmanuel II memasuki Roma dengan penuh kemenangan sebagai Raja Italia:
“Semua jalan,” kata pepatah lama, “mengarah ke Roma,” dan pepatah itu muncul dengan kekuatan aneh di benak saya hari ini. Dengan berbagai jalan panjang dia mencapai Bukit Quirinal.”
Sama seperti Raja mengambil berbagai jalan ke kota, demikian pula rutenya menuju monarki sangat sulit dan rumit. Koresponden itu menggunakan Roma sebagai kota kekaisaran dan titik akhir pencapaian. Secara harfiah raja memasuki kota dan juga menempuh berbagai ‘jalan’ untuk mencapai kekuasaan.
Cerminan jaringan jalan Romawi yang canggih
Ungkapan "semua jalan menuju Roma" adalah cerminan jaringan jalan Romawi yang canggih dan visualisasinya dalam monumen dan dokumen Romawi.
Ketika mendengar ungkapan "semua jalan menuju ke Roma", kita tidak membayangkan jalan berbatu tetapi jaringan jalan Romawi yang besar. Jaringan ini dilengkapi dengan Roma, karakternya, dan sejarahnya sebagai pusatnya.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR