Bagi kepercayaan Maya, semua penciptaan ini disebabkan oleh sekelompok 'Dewa Pengrajin', yang menciptakan Bumi dan langit seperti seorang pematung.
Di samping itu, fakta lainnya mengungkapkan bahwa 'menjadi cantik' adalah budaya Maya yang harus diperjuangkan. Mereka bahkan memiliki seperangkat standar kecantikan yang tampaknya mustahil, beberapa di antaranya membutuhkan modifikasi tubuh yang serius.
Baca Juga: Temuan Fragmen Mural di Guatemala, Bukti Paling Awal Kalender Maya
Baca Juga: Gali 25 Kuburan Kuno, Arkeolog Ungkap Nenek Moyang Bangsa Maya
Baca Juga: Melihat Kota Kuno Peninggalan Suku Maya di Dasar Danau Atitlan
Baca Juga: Ganggang Beracun yang Menciptakan Ketidakstabilan Peradaban Maya
Salah satu praktik tersebut adalah meratakan dahi sepenuhnya, padahal tengkorak kepala manusia memiliki tekstur yang keras.
Lantas, bagaimana mungkin mereka bisa memiliki standar kecantikan untuk mengubah struktur tengkorak dahinya?
"Bangsa Maya melewati evolusi dan batas-batas anatomi manusia dengan cara yang tak biasa dan ekstrem, yakni menjepit sebatang kayu ke wajah seorang anak gadis kecilnya," tulis Burke. Alhasil, mereka mampu mengontrol pertumbuhan kepala seseorang.
Tak hanya menjadi cantik, Maya juga percaya untuk menjadi tampan, anak laki-laki harus bermata juling. Mereka percaya bahwa mata juling adalah tanda bantuan dari dewa matahari mereka: Kinich Ahau, yang juga memiliki mata juling.
Akibatnya, beberapa anak menghabiskan waktu berhari-hari dengan benda-benda tergantung di antara mata mereka, dengan harapan benda itu akan secara artifisial melintasi mata mereka, membuatnya menjadi juling.
Source | : | Factinate |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR