Davelaar dan Haiman melakukan pengamatan untuk menghasilkan cara ini dengan mengandalkan teleskop Kepler. Mereka mendapati sepasang lubang hitam yang bergabung setelah mendeteksi suar dari Kepler.
Lonjakan kecerahan yang diamati mereka itu terjadi di galaksi jauh yang mereka namai "Spikey". Lonjakannya terjadi akibat lubang hitam yang diduga memperbesar satu sama lain pada setap rotasi penuh lewat efek pelensaan.
Kelak, teleskop yang lebih kuat akan tersedia beberapa tahun mendatang. Hal ini membuka peluang untuk menerapkan cara yang diungkap Davelaar dan Haiman bagi astronom mengamati lubang hitam.
Mengutip laman Legacy Survey of Space and Time (LSST), tahun ini adalah pembukaan bagi Observatorium Vera Rubin. Menurut para peneliti, pengamatan lewat observatorium ini dapat memiliki pemandangan lebih dari 100 juta lubang hitam supermasif di luar angkasa.
Pencarian lubang hitam juga berlanjut dengan detektor gelombang gravitasi LISA yang dimiliki NASA. Kelak LISA akan diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 2030.
"Bahkan jika hanya sebagian kecil dari binari lubang hitam ini yang memiliki kondisi yang tepat untuk mengukur efek yang kami usulkan, kami dapat menemukan banyak penurunan lubang hitam ini," kata Davelaar.
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR