Kemunculan Rigg sebagai penyusun kamus Inggris-Sunda, adalah adanya sayembara yang menginginkan susunan baru pedoman belajar bahasa Sunda yang lebih baik dari karya Andries de Wilde.
Baca Juga: Kesadaran Pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk Melestarikan Hutan
Baca Juga: Kisah Perbudakan Rasis di Perkebunan Medan Pada Era Penjajahan Belanda
Baca Juga: Ketika Orang-Orang Belanda Minum Air Bekas Mandi Warga Batavia
Rigg mulai mengumpulkan dokumen-dokumen penting untuk mendapatkan data kajian linguistik dari bahasa Sunda. Digunakanlah Paririmbuan-ketjap karya Bupati Cianjur, R.A. Kusumaningrat.
"Selain itu, Rigg juga diuntungkan oleh hubungan serta pergaulan baiknya dengan Demang Jasinga, Raden Nata Wireja, yang luas pengetahuannya mengenai bahasa Sunda," sambung Atep.
Dari sanalah, muncul kamus A Dictionary of the Sunda Language of Java yang terbit pada tahun 1862. Kamus ini merupakan kamus berbahasa Sunda-Inggris pertama.
Dari ranah para tuan tanah, muncul para misionaris yang mulai mempelajari dan menyusun kitab injil berbahasa Sunda.
Para misionaris itu ialah J.R.F.Gonggrijp (1827-1909), A. Geerdink (1829-1878), G.J. Grashuis (1835-1920), W.H. Engelmann (1836-1868), S. Coolsma (1840-1926), dan H.J. Oosting (1842- 1915).
Di masa-masa berikutnya, Petel muncul sebagai penyusun kamus Belanda-Sunda untuk kepentingan perkebunan.
Buku panduan belajar bahasa Sunda bagi orang yang akan bekerja di perkebunan teh susunan Petel yang bertajuk Soendaneesche Samenspraken met Nederlandschen tekst ten dienste van Geëmployeerde in de Thee Cultuur (1912) ditulisnya saat dia bekerja sebagai administratur perkebunan Cigentur.
Dari upaya Petel, kamusnya digunakan sebagai tolok ukur bagi para Belanda yang akan melamar bekerja di perusahaan onderneming Priangan.
Kisah Manuela Escobar Berusaha Menghilang dari Bayang-Bayang Buruk Pablo Escobar
Source | : | Lopian: Jurnal Pengetahuan Lokal |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR