Lebih jauh, bentuk kerja sama militer dengan mahasiswa, "terlihat dengan tidak sedikitnya aktivis rnahasiswa yang membawa senjata api," sebut Rizal. Ia menambahkan, "Gie pernah membawa senjata kaliber FN 9 mm diranselnya meski senjata itu dipinjam dari temannya."
Meski begitu, Gie tidak bisa kemana-mana. Kawalan ketat dan respons cepat dari pendukung Soekarno dapat meredam pergerakan mahasiswa.
Namun Gie tidak berdiam diri bergitu saja. Ketegangan politik di Indonesia menyebarkan kekhawatiran bahwa krisis kekuasaan sudah di ambang pintu. Saat itu Soe dan teman-temanya hanya dapat menunggu momentum yang tepat.
"Mereka diam-diam mendorong orang-orang di sekitarnya agar tiduk kehilangan semangat sementara mereka menunggu terbukanya celah untuk menerobos sistem tersebut," tulis Rizal lagi.
Konfrontasi PKI di tahun 1965 secara langsung membuat tampuk kekuasaan Soekarno terancam. Setelahnya, secara perlahan Soeharto beserta kekuatan militernya mengambil kekuasaan dari Soekarno dan memulai era Orde Baru di Indonesia.
Source | : | Jurnal Program Studi STKIP Sidoarjo,Menerjang Badai Kekuasaan (2015) |
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR