GMS (Gerakan Mahasiswa Sosialis) menjadi kendaraan bagi Gie untuk melancarkan sejumlah aksi, mulai dari turun ke jalan hingga melakukan demonstrasi.
Rizal menambahkan, saat mahasiswa terpecah dengan urusannya masing-masing, Soe Hok Gie tampil menjembatani kepentingan elemen gerakan mahasiswa, baik ekstra maupun intra pada satu tujuan kritis: kekuasaan.
Untuk menajamkan pergerakannya, Gie melampaui aral pergerakan yang tak mudah. Perjalanan panjang ditempuhnya untuk merangkul kekuatan militer Indonesia kala itu.
Akhirnya, Soe Hok Gie mulai kenal dengan Nugroho Notosusanto yang dekat dengan Kolonel Suwarto. Dari sana, ia berhasil memantapkan langkahnya diiringi dengan kekuatan militer.
Setelahnya, ia bergerak menuju saluran komunikasi yang umum dengan masyarakat luas. Gie bergerak untuk menjalin hubungan dengan para penyiar radio Ampera. Siaran berisi kritik bisa dilancarkan di sana berkat para tentara yang mendukung Gie.
Ia meyakinkan pada segenap pendengar Ampera, bahwa Soekarno sudah tidak layak untuk dipertahankan. Propagandanya mengalir deras kala itu.
Baca Juga: Sukarno Bukan Tanpa Cela, Berkali-Kali Dia Dikritik oleh Soe Hok Gie
Baca Juga: Tatkala Soekarno Memikat Wanita dengan Menulis Sajak-Sajak Cinta
Baca Juga: Kunjungan Singkat dan Kisah Lodeh Buatan Hartini yang Memikat Soekarno
Baca Juga: Alat Politik Soekarno: Sepak Bola Sebagai Medium Perjuangan Bangsa
Source | : | Jurnal Program Studi STKIP Sidoarjo,Menerjang Badai Kekuasaan (2015) |
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR