Baca Juga: Catatan Kelam Batavia, Sepuluh Ribu Orang Tionghoa Dibantai Kompeni
Baca Juga: J.P. Coen Memuji Warga Tionghoa, Namun Mengapa VOC Membantai Mereka?
Coen dan Bengkong sering bertemu dan melakukan perdagangan dengan cara licik dan korup, menurut Zainuddin. Uang yang seharusnya masuk ke kas pemerintah VOC, justru masuk ke kantong pribadi mereka.
"Rupaya, mental Coen ini ditiru dan para pejabat bawahannya. Korupsi kemudian dilakukan oleh banyak oknum pejabat VOC dan di hampir seluruh sektor perniagaan. VOC menjadi sarang koruptor. Sejak itulah korupsi kian ganas dan merajalela di Batavia," catat Zaenuddin.
Pada 31 Meil 1799, akibat utang-utang yang menumpuk (utang sebesar 140 juta gulden), VOC dinyatakan bangkrut. Oleh pemerintah Hindia Belanda, kongsi dagang itu akhirnya dibubarkan.
Tamatlah riwayat VOC. Sayangnya, tak terdengar kabar apakah para koruptor itu dihukum gantung. Padahal, pemerintah kolonial Belanda kerap menghukum gantung kaum pribumi yang mereka anggap telah melakukan pelanggaran hukum mereka.
Source | : | Dutch Review,Kisah-Kisah Edan Seputar Djakarta Tempo Doeloe |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR