Nationalgeographic.co.id—Kata forum adalah istilah Latin yang berarti 'ruang terbuka publik'. Di Romawi kuno, forum biasanya ditemukan di pusat kota. Kuil, basilika atau gedung pengadilan umum), dan pertokoan biasanya berada di sekeliling forum.
Dengan demikian, forum dianggap sebagai pusat kehidupan keagamaan, sipil dan ekonomi di kota-kota Romawi. “Forum berfungsi sebagai pasar bagi orang-orang kota,” ungkap Wu Mingren dilansir dari laman Ancient Origins.
Berdagang untuk elit
Secara teori, anggota Senat Romawi dan keluarganya dilarang terlibat dalam segala bentuk perdagangan.
Di sisi lain, anggota ordo Equestrian diizinkan terlibat dalam bisnis, terlepas dari nilai-nilai ordo yang menekankan pada militer dan rekreasi.
Di pasar dunia Romawi, kios dan toko biasanya dipegang dan diawaki oleh orang merdeka. Sementara sebagian besar kerja keras dilakukan oleh sejumlah besar budak. Para pedagang ini dikenal sebagai meratores.
Selain di pasar, para pedagang juga menjual barang-barang mereka di pinggir jalan. Mereka juga dapat ditemukan di dekat kamp militer Romawi selama serangan militer. Di sini, pedagang menjual makanan dan pakaian kepada tentara Romawi. Dan sebaliknya, tentara Romawi menjual rampasan perang kepada mereka. Tampaknya tidak jauh berbeda dengan pasar di zaman modern.
Pasar khusus
“Pasar Romawi kuno menjual berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari,” ungkap Mingren. Makanan siap saji, seperti roti, buncis, dan kue kering, akan menjadi pemandangan umum di pasar ini.
Di kota Roma, misalnya, bahkan ada pasar khusus yang disebut Forum Cuppedenis (terletak di antara Sacra Via dan Argiletum). Di pasar ini dapat ditemukan berbagai makanan lezat dijual.
Pasar khusus lainnya termasuk Forum Boarium, Forum Holitorium dan Forum Piscarium. Yang pertama adalah pasar ternak, dan awalnya membentang dari perbatasan Velabrum hingga Tiber. Yang kedua adalah pasar sayur yang terletak tepat di luar Porta Carmentalis. Sedangkan Forum Piscarium berfungsi sebagai pasar ikan.
Rute perdagangan kuno
Selain barang kebutuhan sehari-hari, barang-barang eksotis juga dijual di pasar-pasar Romawi kuno. Pembuatan jalan yang awalnya untuk menghubungkan pos-pos militer ternyata membantu mengangkut barang-barang perdagangan.
Baca Juga: Catatan Prasasti Romawi Kuno Ungkap Suap dan Politik Korup Kaisar
Baca Juga: Seperti Apa Perkembangan Kehidupan Beragama Bangsa Romawi Kuno?
Baca Juga: Hantu-hantu Abad Pertengahan yang Melegenda, Datang dari Romawi
Baca Juga: Invasi Suku Barbar ke Romawi Jadi Awal Mula Kejatuhan Romawi
Selain itu, rute perdagangan laut Romawi dimulai sejak abad ke-2 Sebelum Masehi. Rute ini memfasilitasi transportasi komoditas antara berbagai wilayah Romawi. Rute perdagangan maritim ini awalnya terletak di Mediterania, kemudian berkembang ke luar ke Samudra Hindia. Ini berkat perubahan selera orang-orang Romawi.
Setelah kebangkitan Kekaisaran Romawi, masyarakat yang kaya mulai mengembangkan selera akan kemewahan asing. Selera ini dipenuhi oleh barang-barang eksotis yang diangkut melalui rute laut serta Jalur Sutra yang terkenal.
Barang-barang eksotis tersebut termasuk sutra, rempah-rempah, gading dan perhiasan.
Salah satu mitra dagang Romawi adalah India, sejumlah situs dengan sisa-sisa Romawi telah ditemukan di selatan India. Penemuan sisa-sisa tembikar Romawi di situs Naduvirapattu, Chennai, misalnya, menimbulkan spekulasi bahwa pedagang Romawi melakukan perjalanan ke pedalaman. Para pedagang ini kemudian akan membawa barang-barang yang akan dijual di Romawi.
Pasar Trajan, mal tertua di dunia
Salah satu tempat di mana barang-barang mewah dijual adalah kompleks bangunan yang dijuluki sebagai 'Pasar Trajan'. Kompleks ini dibangun antara 107 Masehi dan 110 Masehi pada masa pemerintahan Trajan.
Terletak di sebuah bukit yang menghadap ke Forum, kompleks ini berbentuk setengah lingkaran, dan memiliki enam lantai. Dikatakan bahwa pasar tersebut menampung lebih dari 150 kaveling. Sebagian besar mungkin digunakan sebagai toko dan sebagian lagi sebagai kantor.
Toko-toko ini diperkirakan telah menjual produk yang berasal dari seluruh kekaisaran, termasuk rempah-rempah eksotis, anggur, dan minyak. Selain itu, satu lantai, yang dikenal sebagai Via Biberatica, dikatakan memiliki kedai minuman. “Beberapa ahli menganggap Pasar Trajan sebagai mal tertua di dunia,” imbuh Mingren.
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR