Nationalgeographic.co.id—Meskipun sangat jarang bagi wanita di Roma kuno untuk terlibat langsung dalam politik, Claudia Metrodora adalah salah satu pengecualiannya. Ia disebut sebagai wanita yang bertakhta bagi Romawi.
Sebuah fragmen prasasti yang ditemukan di Ephesus merangkum banyak kisah tentang wanita-wanita di Romawi-Yunani Kuno. Salah satu yang dikisahkan di sana ialah Metrodora. Ia merupakan putri angkat dari seorang pemimpin di Pulau Chios, Skytheinos.
"Ia juga jadi figur yang digambarkan sebagai wanita kaya raya, berkuasa dan punya pengaruh di masyarakat," tulis David Potter dalam buku Ancient Rome: The New History yang terbit pada 2018.
Menurut Potter, Claudia Metrodora merupakan wanita yang menjabat sebagai pelindung sipil bagi Romawi Timur. Ia berperan dalam sejumlah aktifitas kemasyarakatan di Pulau Chios—tempat ia berkuasa.
Pengaruhnya di Pulau Chios tak bisa dikesampingkan. Bahkan disebutkan dalam fragmen prasasti di Ephesus bahwa Claudia Metrodora punya pengaruh dan kendali yang luar biasa.
Chios mungkin berbeda dengan kawasan lainnya di Romawi. Di sana, Metrodora memainkan perannya sendiri sebagai orang kaya dan wanita berpengaruh, hingga ditunjuk sebagai pemimpin.
Roy Kearsley juga menyebut dalam Tyndale bulletin berjudul Women in Public Life in the Roman East: Iunia Theodora, Claudia Metrodora and Phoebe, Benefacttress of Paul (1999), bahwa Metdorora memanfaatkan kekayaannya untuk berderma.
"Dengan keuangannya sendiri, ia menyediakan makanan untuk umum di Pulau Chios, membangun pemandian umum, memegang jabatan sebagai gymnasiarch—pemimpin distrik Romawi," tulis Kearsley.
Metrodora memegang beberapa jabatan politik, termasuk dua kali diangkat sebagai stephanophoros, hakim tertinggi di Chios. Ia juga menjabat sebagai gymnasiarch di Chios sebanyak empat kali.
Kersley meneruskan, "ia juga menyediakan pasokan minyak untuk dikonsumsi publik bagi kehidupan mereka, serta dihormati sebagai basileia—pemimpin wanita—di Liga Ionia." Pengaruhnya juga membentang dari Romawi Timur sampai dengan Yunani.
Dalam festival besar di Chios, Metrodora menjadi penyelenggara sekaligus ketua festivalnya dengan dukungan harta kekayaan yang ia miliki.
Anneka Rene, seorang peneliti di University of Auckland, menyebut bahwa "kehidupan Metrodora di Chios adalah yang paling mencerahkan dari kekuatan dan kekayaan yang bisa dimiliki dari seorang wanita."
Baca Juga: Mengenal Mahar dan Jenis Perkawinan di Romawi Kuno, Seperti Apa?
Baca Juga: Tidak Semua Orang Romawi Bersedia Menjadi Kaisar, Apa Sebabnya?
Baca Juga: Menelisik Pelacur di Era Romawi Kuno, Dibayar dengan 'Sepotong Roti'
Baca Juga: Jalan Romawi sangat Berbahaya saat Gelap, Kepala bisa Tertimpa Pispot!
Rene mengungkapkan lewat wawancara kepada Live Science dalam artikel berjudul 8 powerful female figures of ancient Rome yang terbit pada 23 Oktober 2021.
"Sementara di Romawi sering diasumsikan bahwa sebagian besar wanita hanya memegang kekuasaan di belakang takhta—sebagai istri kaisar misalnya, tapi Metrodora malah menjadi pusat perhatian—pemimpin dan penguasa—dalam ceritanya sendiri," imbuh Rene.
"Dia menunjukkan bahwa wanita dapat berperan dalam kehidupan sipil di dunia Romawi-Yunani, membiayai segala pekerjaan umum dan memegang jabatan dengan kuasanya sendiri," jelasnya.
"Ia berbeda dengan wanita Romawi lainnya yang hanya menggunakan kekuasaan secara tidak langsung melalui suami atau putranya," tutup Rene.
Source | : | Live Science,Ancient Rome: The New History (2018) |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR