Nationalgeographica.co.id—Profesor John Rogers dan rekan-rekannya dari Northwestern University, Amerika Serikat telah menciptakan robot terkecil di dunia. Meski hanya berukuran 0,5 milimeter, robot mirip kepiting itu mampu berjalan, membungkuk, berputar, merangkak, bahkan melompat.
Dilansir dari Sci News, Profesor Rogers mengatakan bahwa robotika adalah bidang penelitian yang menarik. Pengembangan robot berukuran mikro merupakan topik yang menyenangkan untuk eksplorasi akademis.
Ilmuwan lain yang terlibat dalam penelitian ini, Profesor Yonggang Huang, mengungkapkan robot mikro mungkin dibayangkan sebagai agen untuk memperbaiki, merakit struktur atau sebagai mesin kecil. Bisa juga sebagai asisten bedah untuk membersihkan arteri yang tersumbat guna menghentikan pendarahan internal maupun menghilangkan tumor.
“Teknologi kami memungkinkan berbagai modalitas gerak terkontrol dan dapat berjalan dengan kecepatan rata-rata setengah panjang tubuhnya per detik. Ini sangat menantang untuk dicapai pada skala kecil untuk robot terestrial,” jelas Huang.
Studi tentang robot terkecil ini sudah dipublikasikan di jurnal Science Robotics dengan judul Submillimeter-scale multimaterial terrestrial robots pada 25 Mei 2022. Robot kecil ini tidak didukung oleh perangkat keras, hidrolika, atau listrik yang kompleks. Sebaliknya, kekuatannya terletak pada ketahanan elastis tubuhnya.
Para peneliti menggunakan bahan paduan bentuk-memori yang berubah menjadi bentuk yang 'diingat' ketika dipanaskan untuk membuat robot. Dalam hal ini, mereka menggunakan sinar laser yang dipindai untuk memanaskan robot dengan cepat di berbagai lokasi target di seluruh tubuhnya. Lapisan kaca tipis secara elastis mengembalikan bagian struktur yang sesuai ke bentuknya yang berubah bentuk saat didinginkan.
Ketika robot berubah dari satu fase ke fase lainnya, berubah bentuk menjadi bentuk yang diingat dan kembali lagi, ia menghasilkan kemampuan untuk bergerak. Laser tidak hanya mengontrol robot dari jarak jauh untuk mengaktifkannya, arah pemindaian laser juga menentukan arah berjalannya. Memindai dari kiri ke kanan, misalnya, menyebabkan robot bergerak dari kanan ke kiri.
“Karena struktur ini sangat kecil, laju pendinginannya sangat cepat. Faktanya, mengurangi ukuran robot ini memungkinkan mereka berjalan lebih cepat,” ujar Profesor Rogers.
Untuk membuat robot sekecil itu, para ilmuwan beralih ke teknik yang mereka perkenalkan delapan tahun lalu yakni metode perakitan pop-up yang terinspirasi oleh buku pop-up anak-anak. Melansir dari Science Focus, Profesor Rogers menungkapkan langkah selanjutnya yang lebih realistis adalah mengintegrasikan radio atau sirkuit elektronik ke dalam perangkat ini.
Baca Juga: Semakin Canggih, Ilmuwan Kembangkan Robot yang Dapat Berubah Bentuk
Baca Juga: Rentan Pencurian, Situs Pompeii Kini Dijaga oleh Anjing Robot
Baca Juga: Robot Penjelajah NASA Menemukan Molekul Organik di Planet Mars
Baca Juga: Merpati Bertenaga Uap Asal Yunani Kuno, Jadi Robot Pertama di Dunia
"Kami membuat robot kami datar, dan itu persis sama dengan cara Intel membuat mikroprosesor. Itu mungkin lebih realistis daripada robot yang terbang menjauh," katanya.
Seperti sudah disinggung sebelumnya, robot kepiting kecil membawa kita selangkah lebih dekat ke robot medis yang mampu membersihkan arteri yang tersumbat dari dalam, atau untuk menemukan dan menghancurkan tumor kanker di dalam tubuh. Namun, itu benar-benar hanya langkah kecil ke arah yang benar, seperti yang dikatakan Rogers bahwa robot itu sendiri tidak cocok untuk digunakan di dalam tubuh.
"Robot kami beroperasi dalam mode terrestrial, mereka berjalan di permukaan padat. Tetapi sebagian besar aplikasi biomedis mungkin berada di lingkungan yang cair, di mana Anda akan membutuhkan perenang," jelas sang ahli.
Meskipun ini adalah robot kendali jarak jauh terkecil yang pernah ada di dunia, mereka masih belum cukup kecil untuk masuk ke setiap sudut dan celah. Robot sepuluh kali lebih besar dari kapiler terkecil di tubuh. Namun, ada banyak aplikasi yang menunggu untuk dieksplorasi. Robot berukuran setengah milimeter ini dapat menginspirasi desain yang mampu bertindak sebagai bot perbaikan mini, memperbaiki mesin yang rusak dan lain-lain.
Source | : | Science Focus,Sci News |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR