Nationalgeographic.co.id—Robot membantu kehidupan manusia, termasuk menjadi penjaga rumah atau tempat khusus.
Pada tahun 2013, Pompeii dinyatakan oleh UNESCO berada di ambang dinyatakan tidak aman. Untuk menjaga keamanannya, pihak berwenang Italia harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk keamanan dan inspeksi lokasi.
Alih-alih mengeluarkan biaya besar, pemerintah Italia memutuskan untuk menyediakan anjing penjaga. Bukan anjing penjaga biasa. Spot, demikian ia dipanggilnya, merupakan sebuah robot yang sekarang berpatroli di reruntuhan Pompeii.
Pemerintah Italia harus merogoh kocek sebesar 75.000 dolar atau sekitar 1 miliar rupiah. Mahal memang, namun mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan anjing pintar yang diberdayakan AI, harga itu masuk akal.
Spot dikembangkan oleh perusahaan desain rekayasa dan robotika yang berbasis di Amerika Serikat, Boston Dynamics. Konon, Spot dapat melakukan banyak hal, lebih dari sekadar melindungi situs dari penyusup, dilansir dari laman The Guardian.
Diciptakan untuk banyak situasi
Anjing penjaga robot Pompeii telah dipekerjakan di bawah proyek Smart@POMPEI. Proyek ini bertujuan untuk mengelola taman cerdas, berkelanjutan, dan inklusif. “Mereka memanfaatkan solusi teknologi terintegrasi,” ungkap otoritas taman.
Peran Spot tidak hanya terbatas pada menjaga situs dari penyusup. “Robot ini juga dapat mengidentifikasi masalah struktural dan keselamatan. Juga memeriksa terowongan bawah tanah yang digali oleh pencuri peninggalan,” ungkap Sahir Pandey di laman Ancient Origins.
Spot bahkan bisa memeriksa sudut dan celah terkecil, memasuki ruang mana pun, berpatroli di malam hari.
“Spot dari Pompeii ini dibuat khusus dengan rangkaian kamera dan sensor canggih yang mengesankan,” tambah Pandey. Rencananya, robot penjaga ini akan digunakan untuk intervensi terkait dengan pemeliharaan struktural dan masalah keamanan situs secara keseluruhan.
Teknologi yang inovatif
Tujuan menggunakan solusi teknologi inovatif “tepatnya untuk meningkatkan kualitas pemantauan area yang ada. Fungsi Spot tidak terbatas di masalah keamanan saja.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR