Persisnya seperti apa langkah-langkah ini masih belum jelas. Para peneliti mengusulkan bahwa Tiongkok harus membangun satelit mata-matanya sendiri untuk mengintai Starlink dengan lebih baik. Lalu mereka perlu menemukan cara baru dan lebih baik untuk meretas sistem konstelasi satelit tersebut dan mengembangkan metode yang lebih efisien untuk menurunkan beberapa satelit dalam jaringan itu.
Upaya ini berpotensi melibatkan penyebaran laser, senjata gelombang mikro, atau satelit-satelit yang lebih kecil yang dapat digunakan untuk mengerumuni satelit-satelit Starlink. Tiongkok juga ingin bersaing dengan Starlink secara langsung melalui peluncuran jaringan satelitnya sendiri. Jaringan satelit ini disebut Xing Wang, atau Starnet. Jaringan satelit ini juga bertujuan untuk menyediakan akses internet global untuk para pelanggan yang membayar.
Starlink telah digunakan untuk keperluan militer. Hanya dua hari setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov berkicau di Twitter meminta Musk untuk menyebarkan lebih banyak satelit Starlink ke negara itu.
Berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada 24 Mei, Fedorov mengatakan bahwa SpaceX sejauh ini telah menyediakan lebih dari 12.000 piringan satelit Starlink ke Ukraina. Fedorov juga menambahkan bahwa "semua infrastruktur penting [di Ukraina] menggunakan Starlink."
Baca Juga: Sumber Hujan Elektron Pengganggu Satelit dan Pesawat Angkasa Ditemukan
Baca Juga: Apa yang Sebenarnya Elon Musk Mau Lakukan dengan Membeli Twitter?
Baca Juga: Elon Musk: SpaceX Akan Membuat Bahan Bakar Roketnya dari Udara Tipis
Baca Juga: Elon Musk Mau Ubah Starship SpaceX Jadi Teleskop Luar Angkasa Raksasa
Baca Juga: Seabad Sebelum Elon Musk, Ada Nama Fritz von Opel dan Valier
Awal bulan ini, Elon Musk berkicau juga di Twitter bahwa Rusia telah melakukan beberapa upaya pengacauan sinyal dan peretasan di Starlink. Sebuah catatan dari Dmitry Rogozin, direktur badan antariksa Rusia Roscosmos, kepada media Rusia juga tampaknya mengancam Musk, menuduhnya memasok "militan batalion Nazi Azov" dengan "peralatan komunikasi militer" dan mengklaim bahwa Musk akan dimintai pertanggungjawaban.
Tiongkok mungkin mencari cara alternatif untuk melawan Starlink karena rudal ASAT menciptakan kondisi berbahaya bagi semua negara yang beroperasi di luar angkasa. Ledakan di orbit bakal berbahaya tidak hanya karena ledakannya, tetapi juga karena ribuan potongan puing yang dihasilkan.
Puing-puing luar angkasa ini berpotensi menyebabkan kerusakan serius pada satelit-satelit, termasuk satelit milik Tiongkok sendiri. Pada November 2021, uji coba rudal anti-satelit Rusia meledakkan sebuah satelit mata-mata era Soviet yang sudah tidak berfungsi di orbit rendah Bumi dan menciptakan bidang puing-puing setidaknya 1.632 keping yang memaksa para astronaut AS di Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk bersembunyi di kapsul mereka.
Menurut laporan yang baru-baru ini dirilis dari Departemen Pertahanan AS, jumlah total satelit Tiongkok, termasuk yang non-ISR, adalah 499, terbanyak kedua setelah Amerika Serikat dengan total 2.944. Dari 2.944 satelit itu, Starlink membuat lebih dari 2.300 di antaranya.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR